SOLOPOS.COM - Pekerja membungkus jenang ayu hasil adonan dalam kemasan-kemasan kecil di salah satu tempat produksi jenang ayu Bu Sono Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten, Kamis (9/12/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Produk jenang ayu asal Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Klaten, menggeliat selama 14 tahun terakhir. Kini, desa itu mulai dikenalkan sebagai kampung jenang di Kecamatan Wedi.

Ada tiga produsen jenang ayu di Pacing masing-masing bernama jenang ayu Bu Sono, jenang ayu Pak Gatot, dan jenang ayu Ibu Sri Suwarni. Tiga tempat produksi itu bisa menyerap puluhan tenaga kerja yang merupakan warga desa setempat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berkembangnya usaha jenang tersebut dimulai sejak 2007. Awalnya, seorang warga bernama Ny. Sono memulai produksi jenang. Usahanya terus berkembang hingga warga bermunculan membikin produksi jenang.

Baca Juga: Zero Covid-19, Desa di Boyolali Tetap Lakukan Langkah Antisipatif

Kaur Umum dan Perencanaan Desa Pacing, Agung Nugroho, mengatakan masing-masing tempat produksi jenang ayu merekrut tenaga kerja tujuh hingga sembilan orang. Saat pesanan membeludak, jumlah pekerja bisa meningkat hingga 10-11 orang per lokasi produksi. Tenaga kerja merupakan warga Pacing.

Soal pasar, Agung mengatakan masing-masing tempat produksi memiliki pasar tersendiri. Tak hanya di lokal Klaten, jenang bikinan warga Pacing pernah dipasarkan hingga Singapura serta Hong Kong. Selain itu, ada yang rutin merambah pasar hingga ke perhotelan.

“Kalau cita rasa orisinil itu jahe. Tetapi ada yang memiliki cita rasa tersendiri dengan rasa buah-buahan seperti di tempat Bu Sri Suwarni bisa dipasarkan ke perhotelan,” kata Agung saat ditemui di Pacing, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: SHG Wonogiri Berharap Pendidikan bagi Difabel Anak Diperhatikan

Soal jumlah produksi, Agung mengatakan rata-rata dari setiap tempat produksi bisa membuat olahan jenang 1 kuintal hingga 3 kuintal per hari. Mayoritas bahan baku menggunakan bahan alami seperti gula jawa, santan kelapa, tepung ketan, tepung beras, dan lain-lain.

Proses memasak jenang masih dilakukan secara tradisional menggunakan bahan bakar kayu dan diaduk secara manual menggunakan tenaga manusia. Proses dari nol hingga menjadi jenang siap saji bisa memakan waktu enam hingga delapan jam.

Agung sendiri merupakan salah satu pengelola jenang ayu Bu Sono. Selama ini jenang ayu dipasarkan ke berbagai daerah sebagai oleh-olah. “Paling jauh pernah ke Singapura. Kalimantan sering termasuk belum lama ini ke Papua,” kata dia.

Baca Juga: Kunjungi Pranggong Boyolali, Wamenkes Ingin Kampung Germas Lebih Banyak

Olahan jenang ayu secara umum bisa lebih tahan lama. Dua bulan setelah proses produksi jenang masih layak untuk dikonsumsi. “Di tempat kami, ada jaminan kalau sebelum dua bulan sudah tidak layak dikonsumsi, bisa ditukar,” kata dia.

 

Kampung Jenang

Terkaut penamaan Pacing sebagai kampung jenang, Agung menjelaskan muncul setelah ada kegiatan sepeda santai bertajuk Explore Wedi yang dicanangkan Kecamatan Wedi. Nama itu merujuk kian berkembangnya produksi jenang ayu di wilayah Pacing yang isa merekrut puluhan tenaga kerja.

Salah satu produsen jenang ayu, Ny. Sono, 74, mengatakan produksi jenang diawali dari kebiasaannya untuk mengutak-atik olahan makanan. Awalnya hanya untuk konsumsi pribadi hingga bisa berkembang diproduksi untuk dipasarkan pada 2007 lalu. “Niki nggih saking utak-atik piyambak [diawali dari utak-atik sendiri],” kata Ny. Sono.

Baca Juga: Hasil Akhir Tes Seleksi Perangkat Desa Mojopuro Wonogiri Diprotes

Soal pemasaran, Ny. Sono mengatakan jenang ayu bikinannya sudah dipasarkan ke berbagai daerah. Seperti pernah dikirim ke Hong Kong hingga pernah dikirim ke Jerman.

Camat Wedi, Rizqan Iryawan, mengatakan kegiatan Exlpore Wedi digulirkan untuk semakin mengenalkan potensi wisata dan UKM di wilayah Wedi. Dia mencontohkan selain kampung jenang, ada potensi produk gerabah di Desa Melikan, hingga potensi agrowisata di Desa Pasung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya