Soloraya
Rabu, 18 Mei 2011 - 04:15 WIB

Jenazah Hendro akan dimakamkan di Kalioso, Sragen

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Solopos.com) – Jenazah salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Tim Densus 88 di Gang Kantil, Dukuh, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Hendro Yunanto akan dimakamkan di tempat Pemakaman Muslim Kalioso, Sragen.

Rencana lokasi permakaman Hendro tersebut diketahui dari penuturan ayah Hendro, Manto. Saat dijumpai Espos di kediamannya di Cemani Baru RT 3/RW XV, Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Selasa (17/5), Manto mengungkapkan penentuan lokasi pemakaman Hendro tersebut merupakan saran dan permintaan dari teman-teman pengajian Hendro.

Advertisement

“Teman-temannya kemarin bilang kalau sebaiknya Hendro dimakamkan di Pemakaman Muslim Kalioso saja. Saya juga tidak keberatan,” papar Manto. Sedangkan mengenai kedatangan jenazah Hendro, sambung Manto, pihak keluarga masih menunggu surat resmi dari kepolisian. Pada saat pengambilan sampel darah, Sabtu lalu, petugas kepolisian menyatakan jika kedatangan jenazah Hendro belum bisa dipastikan.

“Saya juga belum ke rumah sakit di mana Hendro disemayamkan. Saya tunggu saja surat resminya, kapan jenazah akan dikirim ke rumah. Kalau memang satu atau dua hari lagi, saya tunggu saja,” terang Manto.

Terkait tewasnya Hendro, Manto menyatakan jika keluarga sudah mengikhlaskannya. Dia berharap, arwah anak kedua dari empat bersaudara itu bisa diterima di sisi Yang Kuasa. “Hendro itu anak saya yang paling pendiam. Dia itu penurut, dan patuh sama orang tua. Demi Allah, saya tidak punya dendam apa-apa dengan kejadian ini. Saya sekeluarga mencoba ikhlas. Karena bagaimanapun Hendro tidak mungkin bisa hidup kembali,” kata Manto dengan nada lirih.

Advertisement

Bingung
Sementara kondisi di rumah Nur Iman, 38, pedagang angkringan yang ikut tewas tertembak saat penyergapan di Gang Kantil, terlihat sepi. Kerabat Nur Iman, Sartumi, 40, mengungkapkan anaknya, Surati, 15, yang ikut mendampingi isteri Nur Iman, Waliyem juga belum kembali ke rumah. Sartumi mengaku bingung bercampur khawatir dengan kondisi Surati.

“Senin kemarin harusnya dia (Surati-red) masuk sekolah. Karena belum pulang, saya akhirnya minta izin ke sekolahnya di Solo. Sudah empat hari sejak mendampingi Waliyem, Surati belum pulang. Saya bingung, mau menghubungi siapa, lha wong dia juga tidak boleh bawa handphone,” jelas Sartumi.

Dia menambahkan, sejak Nur Iman dimakamkan di kampungnya di Bolali, Wonosari, Klaten, kerabat dan tetangga terdekat di Dukuh, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo mengadakan tahlilan. Tahlilan itu rencananya akan diadakan secara berturut-turut setiap malam hari selama tujuh berturut-turut.

Advertisement

hkt

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif