SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi (kedua dari kanan) berjalan kaki saat meninjau jaringan pipa milik PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang patah dan bocor di Jembatan Dukuh, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Selasa (23/11/2021). (Istimewa/Rilo)

Solopos.com, SUKOHARJO – Warga terdampak limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM) nekat mencegat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Selasa (23/11/2021).

Warga terdampak membentangkan spanduk di sekitar area persawahan. Spanduk berisi keluhan perihal pencemaran air sungai dan dampak limbah PT RUM Sukoharjo. Warga menyerukan bahwa limbah PT RUM merusak ekosistem dan merugikan masyarakat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Warga menyampaikan semua itu saat Dedi hendak meninggalkan lokasi. Dedi lantas berdialog dengan perwakilan warga terdampak PT RUM yang tergabung dalam Gerakan Peduli Lingkungan (GPL).

Baca Juga : Duh! Sindikat Copet ASEAN – Turki Niat Beraksi di MotoGP 2022 Mandalika

“Saya ingin memastikan penanganan perbaikan jaringan pipa limbah pabrik benar-benar dilakukan secara sempurna,” kata Dedi, Selasa.

Dedi juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memantau dan mengawasi penanganan pencemaran air hingga tuntas. Dia juga menyinggung upaya pabrik agar segera memperbaiki jaringan pipa limbah cair yang patah dan bocor.

Ketua GPL Sukoharjo, Hirman, mengatakan pembuangan limbah cair pabrik melalui pipa besar yang ditimbun di dalam tanah. Lokasinya tepat di dasar Kali Gupit dengan kedalaman sekitar 1,5 meter.

Baca Juga : Jangan Lengah! 1.000 Lebih Anak di Sukoharjo Terpapar Covid-19

Menurutnya, pipa pembuangan limbah cair pabrik itu kerap bocor sehingga limbah cair bercampur dengan air sungai. Pipa besar itu dipasang mulai dari lokasi pabrik hingga Sungai Bengawan Solo yang jaraknya lebih dari lima kilometer.

Lengkah Pemerintah

Hirman meminta pemerintah memberi sanksi kepada manajemen PT RUM karena belum bisa mengelola limbah cair pabrik secara komprehensif. “Kami hampir setiap hari masih menghirup bau busuk dari PT RUM. Sudah lebih dari empat tahun warga disiksa bau busuk setiap hari. Menghirup udara segar adalah hak asasi manusia,” ujarnya.

Dia juga menuntut PT RUM menghentikan kegiatan produksi selama persoalan tersebut belum rampung. “Manajemen pabrik menghentikan kegiatan produksi hingga benar-benar bisa menghilangkan bau busuk.”

Baca Juga : Demi Konten Video, Remaja Rekam Aksi Truk Oleng di Tol Batang-Semarang

Dedi menaruh perhatian terhadap pencemaran air di Kali Gupit Kecamatan Nguter. Mantan Bupati Purwakarta itu meninjau jaringan pipa limbah cair PT RUM yang patah dan bocor di sejumlah lokasi.

Rombongan Dedi tiba di Jembatan Dukuh, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Selasa (23/11/2021) pukul 10.30 WIB. Dedi didampingi sejumlah pejabat KLHK, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Tengah, dan Sukoharjo. Dedi berjalan kaki melewati areal persawahan menuju Kali Gupit.

Pipa limbah cair pabrik produsen serat rayon itu patah di sekitar Jembatan Duku, Desa Gupit, Kecamatan Nguter. Air limbah cair dari pabrik langsung bercampur dengan air sungai yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga : Erupsi Gunung Slamet Terkait Politik RI? Ini Kata Mbah Kuncen

Dedi dan pejabat pemerintah memantau proses perbaikan jaringan pipa yang patah dan bocor di sepanjang Kali Gupit. Sementara itu, Kepala DLH Sukoharjo, Agustinus Setyono, mengatakan telah melayangkan surat resmi kepada manajemen PT RUM pada 10 November.

Pemerintah meminta agar manajemen PT RUM segera memperbaiki jaringan pipa limbah cair yang patah dan bocor. Selain itu, manajemen PTM RUM diminta mengurangi kapasitas produksi untuk mengurangi bau busuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya