Soloraya
Rabu, 11 Mei 2022 - 20:51 WIB

JLK Wonogiri Jadi Jalur Alternatif, Pemilik Warung Raup Untung

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ruas Jalan Lingkar Kota (JLK) di Kabupaten Wonogiri saat dilintasi bus, Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRIJalan Lingkar Kota (JLK) Kabupaten Wonogiri berfungsi sebagai jalur alternatif saat berlangsung arus mudik dan arus balik Lebaran 2022. Hal itu mengakibatkan kondisi di JLK jauh lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa.

JLK difungsikan sebagai jalur alternatif pemudik. Khususnya, bagi pemudik yang ingin mempersingkat jarak tempuh menuju Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri.

Advertisement

Ramainya lalu lintas di JLK saat momen mudik Lebaran diakui salah seorang pemilik warung makan di pinggir JLK, Yadi. Kendaraan yang melintasi JLK mulai ramai pada H+2 dan H+3 Lebaran. Kondisi tersebut berdampak positif ke pendapatan yang diperolehnya.

“Puncak keramaiannya memang pascaLebaran. Banyak kendaraan yang balik ke Barat melintasi JLK. Penghasilan per hari pun ikut naik, dari biasanya sekitar Rp400.000-500.000 menjadi Rp1 juta,” katanya saat ditemui Solopos.com, Rabu (11/5/2022).

Advertisement

“Puncak keramaiannya memang pascaLebaran. Banyak kendaraan yang balik ke Barat melintasi JLK. Penghasilan per hari pun ikut naik, dari biasanya sekitar Rp400.000-500.000 menjadi Rp1 juta,” katanya saat ditemui Solopos.com, Rabu (11/5/2022).

Berdasarkan pengamatannya, kondisi arus lalu lintas di JLK berlangsung lancar saat momen Lebaran 2022. Tak ada kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara kendaraan di JLK Wonogiri.

Baca Juga: Hati-Hati Lur! Tebing Jalan Lingkar Kota Wonogiri Rawan Longsor Saat Musim Hujan

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Wonogiri, Didik Sudarmaji mengatakan telah memiliki sejumlah catatan untuk pengembangan JLK ke depan.

“Ada beberapa catatan, yaitu pelebaran. Misalnya saat kendaraan menikung, roda lepas [keluar dari jalan beton]. Selain itu PJU [Penerangan Jalan Umum] ditambah. Perlu rambu-rambu pengarahnya juga biar orang luar kota yang lewat JLK tidak bingung,” katanya saat ditemui Solopos.com, Selasa (26/4/2022).

Didik mengatakan DPU Wonogiri memerlukan anggaran senilai Rp15,25 miliar guna mendukung pekerjaannya tersebut. Hal itu sudah diajukan ke bupati Wonogiri meski pengerjaannya ditunda karena pembangunan jalan diprioritaskan pada lokasi strategis.

Advertisement

Baca Juga: Diuji Coba, JLK Wonogiri Butuh Rambu-Rambu Lalu Lintas

“JLK di masa mendatang dikhususkan dilintasi kendaraan berat [panjang JLK mencapai 8.855 meter]. Gunanya agar jalan di perkotaan tak dilintasi kendaraan berat lagi. Di luar kendaraan berat, sepeda motor atau pun mobil yang ingin melintasi JLK juga tak menjadi masalah,” katanya.

Rambu-Rambu Jalan

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo mengatakan, fasilitas JLK juga perlu dilengkapi dengan menambah jumlah rambu-rambu jalan. Kebutuhan anggaran ideal untuk menyempurnakan JLK nilainya mencapai Rp2,3 miliar.

Advertisement

Dishub Wonogiri telah mengajukan usulan anggaran tersebut ke bupati meski akhirnya hanya memperoleh anggaran senilai Rp60 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan puluhan chevron yang dibangun di sejumlah lokasi/tikungan di JLK.

“Kami hitung dari jalur masuk JLK di Brumbung sampai Singodutan itu kebutuhannya senilai Rp2,3 miliar. Ada kebutuhan lampu, warning lamp, dan APILL. Tapi apa boleh buat, kami tidak punya uang, kami harus bersabar karena keuangan daerah baru minim,” jelasnya.

Baca Juga: Cegah Kemacetan saat Arus Mudik, JLK Wonogiri Jadi Jalan Alternatif?

Waluyo mengatakan JLK telah banyak diminati masyarakat. Termasuk saat dijadikan sebagai jalan alternatif saat momen mudik Lebaran.

“Mengenai berapa kendaraan yang masuk ke JLK kami tidak punya data. Tapi secara kasat mata, intensitasnya memang berbeda dari hari biasa. Secara kualitatif begitu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif