SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lady Cempluk, seorang pelajar SMP swasta di Kota Solo, termasuk siswi yang pandai dan rajin. Suatu saat ia diperintahkan oleh wali kelasnya, Tom Gembus, untuk mengikuti acara temu pelajar se-Solo. Ia bersama teman sekelasnya, Gendhuk Nicole, ditugaskan sebagai perwakilan dari sekolahnya. Mereka berangkat berboncengan sepeda motor.

Sesampai di tempat acara mereka diberi co-card bertuliskan nama dengan ukuran huruf yang besar sebagai tanda pengenal, lalu dipasang di dada sebelah kanan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Rangkaian acara demi acara berlalu, tiba saatnya mereka pulang. Cempluk yang mbonceng-kan Nicole. Tapi yang mengherankan, di sepanjang perjalanan, setiap berpapasan dengan orang-orang, mereka memanggilnya, “Hai, Cempluk,” teriak seorang pemuda. Saat di lampu bangjo, seorang loper koran menawarkan dagangannya, “Koran koraaan! Korannya Mbak Cempluk, cuma Rp3.000.”

“Wah, lha kok aku terkenal banget di Solo ini,” batinnya GR.

Sambil terheran-heran campur bangga, Cempluk mengendarai sepeda motornya hingga secara tak sengaja ia hampir menabrak motor dari arah berlawanan di sebuah gang kecil. “Wooo, Cempluk ki ora ati-ati,” teriak pengendara motor yang kemudian langsung melaju lagi. “Lhah, aku kok mendadak terkenal ya? semua orang tahu namaku?” tanyanya pada Gendhuk Nicole.

Piye ra terkenal, lha itu namamu masih mbok pajang dari tadi, belum dilepas,” kata Nicole sambil menunjuk co-card Cempluk yang masih terpasang.

Woalaaah, lha pantesan aku dikenal sejagat raya. Tak kira gara-gara ikut pertemuan tadi,” kata Cempluk sambil ngekek.

P. Krisma, Jl. Dewi Sartika No. 49 Danukusuman Solo 57156

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya