Jon Koplo dan Lady Cempluk adalah pasangan suami-istri yang baru saja menikah, namun keduanya belum niat punya momongan dalam waktu dekat, sehingga, mereka masih menggunakan alat kontrasepsi dalam melakukan hubungan badan. Suatu malam, hasrat mereka untuk melakukan hubungan suami-istri kembali tergugah, namun malam itu persediaan kondom mereka habis. Akhirnya Koplo terpaksa keluar untuk membelinya.
Karena tidak mau repot-repot dan ingin cepat-cepat Koplo pun memilih membeli di sebuah minimarket yang ada di dekat rumahnya.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Meskipun sudah resmi menjadi seorang suami, dan kondom juga merupakan barang yang legal, namun Koplo tetap saja malu ketika membelinya. Agar tidak terlalu mencolok, ia memutuskan membeli beberapa makanan ringan sebagai pengalih perhatian, lalu menuju kasir untuk membayar.
Namun sialnya, mesin kasir sedang mengalami gangguan, sehingga harus dihitung dengan cara manual oleh dua orang pegawai yang mempunyai tugas yang berbeda. Satu menyebutkan jenis barang, dan yang satu menyebutkan harga barangnya.
Koplo mulai panik, karena mereka menghitung dengan suara yang tidak pelan. “Chiki regane pira?!”“ teriak salah seorang pegawai.
“Sewu limang atus!“ sahut pegawai lainnya. Mengingat ada senjata perang di dalam barang belanjaannya Koplo pun berusaha memberitahu si pegawai, namun belum sempat ngomong terdengar suara keras, “Kondom regane pira?!“
Tentu saja banyak menarik perhatian pengunjung lain, sementara Jon Koplo cuma bisa cengar-cengir menahan malu sambil menunggu barang-barang pengalih perhatiannya selesai dihitung.
Riesky Satriyo, Turisari Gang 10 No. 28 RT 002/RW 009 Mangkubumen, Banjarsari, Solo
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
