SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Pada hari terakhir, sebelum ujian, peserta diklat diajak melihat-lihat Laboratorium Kimia, Fisika, Biologi, Bahasa dan IPS. Ketika berada di Lab Kimia, peserta menyimak penjelasan dari dosen Kimia. Biarpun sudah Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak, para peserta berfoto-foto ria sambil narsis.
Setelah itu peserta diajak menuju Lab Biologi. Di Lab Mikrobiologi bau khas harum menyeruak. Lalu menuju Lab Biologi lainnya. Tom Gembus yang dosen Biologi menerangkan banyak hal. Cempluk jeprat-japret mengambil gambar sana-sini, awetan ular, awetan serangga dan hewan-hewan lain. Ketika Cempluk menoleh… badala! Ternyata ada pocong nangkring di dalam lemari kaca. “Jangan-jangan, salah penglihatanku atau hanya halusinasi belaka,” batin Cempluk sambil ngucek-ucek mata.
Tom Gembus sambil menerangkan panjang lebar juga menunjukkan pocong yang ada di lemari kaca tadi, “Bapak, Ibu, yang ada di lemari kaca dibungkus kain kafan itu adalah kerangka manusia asli…!”
Mak jenggirat, ternyata pocong asli! Dag-dig-dug… Tidak cuma Cempluk yang kaget. Teman-teman juga mundur secara teratur. Kata Tom Gembus ada relawan yang mau mengabdikan diri untuk dunia pendidikan. Pesan orang itu, setelah meninggal jasadnya bisa digunakan praktik untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
“Pak, apakah kerangka tersebut digunakan untuk praktik?” tanya Cempluk.
“O, tidak. Biasanya yang digunakan untuk praktik adalah kerangka manusia berupa model,” jawab Tom Gembus.
Satu per satu peserta diklat mretheli meninggalkan Lab Biologi menuju Lab Fisika dengan bulu kuduk berdiri. Hiii…
Noer Ima Kaltsum, SMK Tunas Muda Jl. Dr. Rajiman, Ngijo, Tasikmadu, Karanganyar