SOLOPOS.COM - Seorang warga Poleng, Gesi, Sragen, membuat kelongsong ketupat dan menjualnya di Pasar Bunder Sragen, Jumat (6/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Sejumlah warga Poleng, Gesi, Sragen, bisa mengantongi Rp500.000/hari dari hasil jualan selongsong ketupan di sekitar Pasar Bunder.

Mereka mendadak menjadi pedagang musiman di Pasar Bunder. Mereka berjualan selongsong ketupat di areal parkir menjelang Lebaran Ketupat yang biasanya jatuh pada H+5, Jumat (6/5/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam sehari bisa menjual 500 buah selongsong ketupat dengan harga Rp1.000/buah. Dengan begitu, dalam sehari mereka bisa membawa pulang Rp500.000.

Salah seorang warga Poleng, Gesi, Sragen, Semin, 51, duduk di bawah pohon talok di areal parkiran sisi barat Pasar Bunder Sragen, Jumat. Ia ditemani tetangganya sibuk merajut janur menjadi selongsong ketupat.

Baca Juga: Banyak Dilakukan Masyarakat Jawa, Kapan Lebaran Ketupat 2022?

Ada empat jenis selongsong ketupat yang dibuatnya, yakni selongsong ketupat luar, sinto, bawangan, dan sinto wurung. Dari keempat jenis selongsong kupat itu, hanya selongsong ketupat luar yang cukup sulit dibuat.

Keempat jenis selongsong ketupat itu dicampur dan setiap 10 buah diikat. Setiap satu ikat selongsong ketupat itu dijual senilai Rp10.000.

“Dua hari sebelum Idulfitri sudah jualan selongsong ketupat. Setelah libur dan saya mulai jualan selongsong ketupat lagi pada Kamis (5/5/2022) lalu. Dalam sehari kemarin, saya bisa menjual 500 buah selongsong ketupat. Hasilnya lumayan, Rp500.000 dapat. Hari ini [Jumat], hingga pukul 08.00 WIB, saya sudah menjual 200 buah,” kata Semin saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.

Baca Juga: Kuliner Ketupat Landan Khas Banjarnegara, Warnanya Merah Lur!

Semin jualan selongsong ketupat setahun sekali di Pasar Bunder. Ia memanfaatkan momentum Lebaran Ketupat untuk jualan selongsong ketupat. Kemungkinan ia berjualan selongsong ketupat itu hanya sampai Sabtu (7/5/2022) karena momentum Lebaran Ketupat itu hanya sehari, yakni H+5 atau H+6.

“Janurnya saya beli dari Magetan. Satu papah itu harganya Rp25.000. Saya dibantu tetangga. Lidinya bisa dimanfaatkan untuk sapu,” ujarnya.

Tak hanya Semin yang menjadi pedagang musiman. Beberapa pedagang musiman selongsong ketupat menyebar di seputaran Pasar Bunder Sragen. Sri, 38, warga Poleng, bersama temannya menggelar kresek di depannya.

Baca Juga: So Sweet, Pasutri Sukarelawan PMI Sragen Ini Tugas Berdua Saat Lebaran

Puluhan selongsong ketupat dipajang di tempat itu. Kedua tangannya juga sibuk membuat selongsong ketupat jenis sinto. “Kami menawarkan Rp10.000 per ikat. Biasanya pembeli itu menawar. Nanti kesepakatannya tidak mesti Rp10.000 per ikat. Sering kali kesepakatannya di bawah Rp10.000 per ikat,” ujar Sri.

Sri bisa membuat selongsong ketupat itu sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Ia belajar dari simbahnya. Dia mengungkapkan mayoritas warga Poleng itu bisa membuat selongsong ketupat makanya para penjual selongsong ketupat itu rata-rata dari Poleng.

“Janurnya beli Rp25.000 per papah. Satu papah itu bisa jadi 70-100 buah selongsong ketupat tergantung kualitas janurnya. Saya sudah jualan sejak H-2 Lebaran tetapi biasanya ramainya pada H+4,” katanya.

Baca Juga: 202 Napi LP Sragen Dapat Remisi Lebaran, 1 Orang Bebas

Sri mengatakan pembeli selongsong ketupat pada tahun ini tidak begitu ramai. Pada saat pandemi tahun lalu, kata dia, satu ikat selongsong ketupat bisa sampai Rp15.000 per ikat karena tidak banyak yang membuat. “Sekarang banyak yang membuat selongsong ketupat sehingga harganya relatif murah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya