SOLOPOS.COM - Juru parkir (Jukir) mengenakan seragam baru berupa baju lurik dan blangkon hitam saat apel di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Kamis (1/8/2013). Penggunaan pakaian tradisional sebagai seragam juru parkir itu diharapkan bisa menjadi cerminan Solo sebagai kota budaya. (JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com. SOLO – Jukir alias juru parkir alias petugas parkir identik dengan baju warga kuning. Di Solo, para jukir Solo itu tak lagi mengenakan baju kuning.

Nuansa tradisi terlihat kental di sepanjang Jl. Slamet Riyadi, Kamis (1/8/2013) siang itu. Wajah Hariyanto, 52, terlihat lebih cerah dari biasanya. Peluit yang dia bunyikan senada dengan gerakan tangannya yang menunjuk lokasi kosong di area parkir mobil.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dengan sigap, pria yang menjadi tukang parkir selama enam tahun itu mengatur sejumlah mobil yang ingin parkir di sisi utara Jl. Slamet Riya depan Solo Grand Mall.

Tak seperti biasanya, kali itu Haryanto tak memakai seragam warna kuning khas tukang parkir melainkan baju lurik lengan panjang plus blangkon warna hitam yang bertengger di kepalanya.

“Sudah seperti punggawan Keraton,” ujarnya sumringah kepada Solopos.com.

Beberapa menit sebelumnya, bersama dua ratus juru parkir (jukir) di kawasan Jl. Slamet Riyadi berbaris rapi di Jl. Slamet Riyadi sisi utara depan Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung.

Dengan kompak, mereka mengenakan seragam lurik dan blangkon hitam yang telah dibagikan sebelumnya. Tiga di antara mereka yang masih mengenakan kostum kemeja kuning secara simbolis menerima kostum anyar dari Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo.

Tak tanggung-tanggung, Wali Kota memakaikan seragam anyar lurik dan blangkon kepada tiga jukir itu.

“Dengan mengenakan lurik ini akan memperkuat citra budaya Kota Solo. Kalau blangkon hitam ini filosofinya menep yang diharapakan bisa membuat pikiran menjadi tenang,” ucap Wali Kota, dalam sambutannya saat upacara simbolis penyerahan seragam kepada jukir tersebut.

Rudy, sapaan akrabnya, berharap dengan kostum lurik tersebut, jukir bisa bersikap lebih ramah kepada pengguna jasa parkir. Menurutnya, saat ini jukir masih terkesan kasar dan arogan.

Rudy menambahkan nantinya sekitar 3.000 jukir bakal menerima kostum lurik secara bertahap. Pada  tahap awal, sekitar 200 jukir yang mangkal di sepanjang Jl. Slamet Riyadi mendapat jatah kostum lurik dari Pemkot Solo.

“Para jukir pantas mengenakan seragam itu sebagai aplikasi Solo yang dikenal sebagai Kota Budaya. Apalagi jasa para jukir sangat besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Solo,” terang Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya