SOLOPOS.COM - Abdu dalem menerima kekancingan dari keraton di Bangsal Semarakata, Keraton Kasunanan, Sabtu (1/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Abdu dalem menerima kekancingan dari keraton di Bangsal Semarakata, Keraton Kasunanan, Sabtu (1/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

SOLO — Sebanyak 500 orang mendapat kekancingan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sabtu-Minggu (1-2/6/2013). Beberapa di antaranya merupakan abdi dalem yang mendapat kenaikan pangkat.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan pantauan, Sabtu, pemberian gelar dilakukan di Bangsal Semarakata. Gelar diberikan oleh Pengageng Kusuma Wandawa, KGPH Puger.

Direncanakan, sebanyak 100 orang bakal menerima kekancingan pada Sabtu. Namun, hingga Sabtu siang hanya terdapat belasan orang yang hadir menerima kekancingan.

“Yang datang hari ini untuk diwisuda karena besok tidak bisa berangkat. Hari ini ada 100 orang, besok ada 400 orang,” jelas Puger saat ditemui di sela-sela pemberian kekancingan.

Disampaikannya, ada banyak kriteria hingga seseorang mendapat gelar ataupun seorang abdi dalem menerima kenaikan pangkat. Beberapa kriteria di antaranya, mereka merupakan orang yang benar-benar ingin mengabdikan diri kepada keraton. “Ada loyalitas juga,” tambahnya.

Untuk anon-anon atau abdi dalem tak aktif, ada batasan mengabdi selama empat-lima tahun bisa mendapatkan kenaikan pangkat. “Tidak ada suatu hal yang menghawatirkan, sehingga layak untuk dinaikkan pangkatnya,” urainya.

Untuk abdi dalem yang aktif dan menjalankan tugas harian di keraton bisa mendapatkan kenaikan pangkat dengan batasan 25 tahun tanpa ada masalah.

Disinggung soal jumlah abdi dalem yang aktif, Puger menyampaikan terdapat 540 orang. Sementara, anon-anon terdapat puluhan ribu orang.

“Anon-anon itu ada puluhan ribu. Sekitar 40.000-50.000 orang. Anon-anon itu artinya tidak nyambut gawe,” urainya.

Dijelaskannya, untuk anon-anon tak hanya berasal dari Indonesia. Namun, tak sedikit anon-anon berasal dari luar negeri.

“Ada banyak, seperti dari Amerika, Jepang, Malaysia dan Belanda juga banyak. Jumlahnya puluhan ribu,” terangnya.

Puger menambahkan pemberian kekancingan kepada warga luar negeri wajar diberikan. Pasalnya, hal itu sudah dilakukan sejak Paku Buwana (PB) XII menjadi raja keraton.

“Mereka mitra kerja. Sekarang kesenjangan pengetahuan soal ini sudah jauh. Jadi dikira pemberian gelar kepada warga asing itu barang baru,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya