Soloraya
Senin, 21 Februari 2022 - 21:12 WIB

Jumlah Bus Anjlok, Pedagang Terminal Ir Soekarno Klaten Pilih Bertahan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Terminal Ir Soekarno Klaten lengang, Senin (21/2/2022). Kondisi itu terjadi hampir saban hari sejak ada pandemi Covid-19. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Suasana Terminal Ir Soekarno, Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, lengang, Senin (21/2/2022). Keriuhan di terminal itu hanya bersumber dari bus yang hilir-mudik.

Nyaris tak ada penumpang yang datang ke terminal siang itu. Kursi alumunium tempat tunggu penumpang kosong. Posisinya berderet dalam barisan yang rapi dan bersih.

Advertisement

Pun halnya dengan deretan kios di dalam terminal. Mayoritas pintu kios tertutup rapat. Hanya beberapa kios yang terbuka memajang aneka makanan dan minuman.

Baca Juga: Terminal Klaten Kian Lengang Mendekati Lebaran

Advertisement

Baca Juga: Terminal Klaten Kian Lengang Mendekati Lebaran

Satu dari sedikit kios yang buka yakni kios nasi rames yang dikelola Dwi Rahayu, 56. Mengenakan celemek, ibu berhijab tersebut duduk di salah satu kursi tunggu penumpang. Tak ada pembeli yang mampir ke kiosnya siang itu. “Sejak ada pandemi penumpang sepi,” kata Dwi saat ditemui di kiosnya, Senin.

Dwi mengatakan kondisi terminal lengang sudah terjadi sejak ada pandemi Covid-19 atau selama dua tahun terakhir. Hal itu membuat banyak pengelola kios di terminal memilih tak berjualan. Selama ini para pedagang menempati kios secara gratis.

Advertisement

Baca Juga: Belasan Hari Lengang, Aktivitas Terminal Ir Soekarno Klaten Kembali Menggeliat

Omzet yang diperoleh Dwi dari mengelola warung di kios terminal anjlok. Sebelumnya, Dwi bisa meraup pendapatan bersih mencapai Rp2 juta per bulan. “Setelah ada pandemi pendapatan kotor paling Rp500.000 terkadang tidak sampai sebesar itu,” kata dia.

Sejak pandemi Covid-19, Dwi hanya mengandalkan pendapatan dari para supir bus yang istirahat di terminal dan jajan di warungnya. Tak ada penumpang yang mampir apalagi pembeli dari luar terminal.

Advertisement

Disinggung alasannya memilih tetap bertahan meski kios lainnya tutup, Dwi mengaku tak ada pilihan lain. “Mau bagaimana lagi. Ra ketang sitik ada pendapatan. Harapannya terminal bisa bangkit lagi dan ramai, itu saja harapan saya,” ungkap dia.

Baca Juga: Terminal Klaten Tetap Dipantau Meski Pemerintah Melarang Mudik Lebaran 2021

 

Advertisement

Hindari Skrining

Koordinator Terminal Ir Soekarno Klaten, Marjono, mengakui sejak ada pandemi Covid-19 kondisi terminal lesu. Sebelum ada pandemi, jumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang berangkat dari terminal tipe A itu mencapai 800 unit. Jumlahnya menurun drastis hingga saat ini hanya sekitar 300-400 unit per hari.

“Kalau penumpang saat ini paling banyak sekitar 300 orang per hari yang berangkat dari terminal. Sementara, kedatangan penumpang [bus jarak jauh] sehari paling 19-20 orang,” kata Marjono.

Marjono memperkirakan banyak penumpang yang memilih turun di luar terminal. Salah satu alasan yakni menghindari skrining yang semestinya dilalui para pelaku perjalanan jauh. Tujuan proses skrining itu untuk mencegah persebaran Covid-19.

Baca Juga: Pemantauan Pemudik di Terminal Klaten Kembali Diperketat

“Sampai sekarang masih diberlakukan pemeriksaan. Hanya pendataan saja dan kami sampaikan ke Satgas Covid-19,” kata dia.

Menurunnya jumlah penumpang maupun bus yang berangkat dari terminal itu membuat agen bus serta warung makan yang ada di terminal sepi. Marjono mengatakan saat ini banyak pengelola yang menutup kios mereka untuk sementara waktu. Sebagai informasi, para pengelola agen dan pengelola warung menempati kios terminal secara gratis.

“Dampaknya agen dan warung makan sepi. Di terminal ada sekitar 40 kios. Sementara ini yang masih buka separuh atau 15-20 kios,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif