SOLOPOS.COM - Dokter (Ilustrasi/Solopos Dok).

Solopos.com, BOYOLALI — Jumlah tenaga kesehatan khususnya dokter di Kabupaten Boyolali disebut masih kurang. Ketua Ikatan Dokter Boyolali, Didik Suprapto mengatakan hal itu dilihat dari perbandingan jumlah penduduk, luas geografis, dan jumlah dokter di Kabupaten Boyolali.

“Jumlah dokter di Boyolali hanya 301 orang, untuk spesialisnya cuma 70 orang, lainnya dokter umum. Jadi memang sebetulnya secara rasio geografis dan jumlah penduduk kurang,” ucap dia kepada Solopos.com saat berbincang melalui WhatsApp, Selasa (11/10/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain secara rasio jumlah penduduk dan geografis kurang, Didik mengatakan para dokter di Boyolali ini masih banyak yang memberikan pelayanan di pusat kota. Sehingga, kata dia, pemerataan dokter masih belum maksimal.

Didik juga menambahkan, pelayanan kesehatan yang ideal bisa diwujudkan saat jumlah rasio antara penduduk dan dokter sesuai, kemudian dokter yang ada menyebar di setiap sudut kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali.

“Kalau bisa sesuai dengan hitungan layanan yang baik, mapping [pemetaan] nya juga merata. Seluruh kecamatan ada, dokternya tidak ngumpul di kecamatan yang subur,” ujarnya.

Baca juga: IDI: Nakes Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga Kendalikan Pandemi Covid-19

Didik mencontohkan jumlah dokter yang kurang di bagian utara dan barat Kabupaten Boyolali. “Barat misalnya di daerah Selo, nah ini masih kami tata, memang dalam arti penataan bertahap,” ucap dia.

Lebih lanjut, Didik mengatakan koordinasi antara organisasi ikatan dokter bersama Pemerintah Kabupaten Boyolali semakin baik. Salah satu wujud kolaborasi antara pemerintah dengan IDI menekan angka stunting dan tuberculosis (TB).

Selain itu pemerintah bersama IDI juga berkolaborasi dalam menekan angka kematian ibu dan anak. Artinya, IDI dan Pemerintah Boyolali bersama-sama menekan permasalahan kesehatan yang dialami masyarakat Boyolali.

Terpisah, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin pernah mengatakan Indonesia kekurangan dokter aktif sekitar 130.000. Hal itu berdasarkan standar World Health Organization (WHO) terkait kebutuhan dokter minimal 1/1000 penduduk.

Ungkapan tersebut dilansir Solopos.com dari laman Universitas Yarsi https://www.yarsi.ac.id/2022/06/13/menkes-indonesia-kekurangan-130-ribu-dokter, pada Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Catatan Panjang Perseteruan IDI dengan Dokter Terawan

“Kalau kita punya 140.000 yang punya STR dan standarnya harus 270.000, maka kita punya selisih 130.000,” jelas Budi dalam Muktamar Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) ke XI, Jumat (10/6/2022).

Budi menjelaskan jumlah dokter aktif yang memiliki STR sekitar 140.000. Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta, kebutuhan dokter minimal di Indonesia adalah 270.ooo atau 1/1000.

Dikatakan Budi, Presiden Joko Widodo sudah mengarahkan untuk melakukan transformasi di sektor kesehatan. Didorong dengan krisis kesehatan seperti pandemi yang terjadi saat ini, transformasi menjadi sangat penting sebagi pondasi untuk menyiapkan sektor kesehatan yang mumpuni di masa depan.

Salah satu pilar transformasi kesehatan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, mulai dari jumlah, distribusi hingga kualitas harus segera ditingkatkan.

Baca juga: Eks Menkes Terawan Dipecat Permanen dari IDI, Ini Sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya