Soloraya
Selasa, 15 November 2011 - 19:26 WIB

Jumlah kasus DBD di Mojolaban turun signifikan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Sukoharjo (Solopos.com) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Mojolaban mengalami tren penurunan secara signifikan selama periode tahun 2011. Hal itu disebutkan akibat pengaruh kemarau panjang sehingga menghambat pertumbuhan nyamuk sebagai vektor penularan.
Advertisement

Kepala Puskesmas Mojolaban, dr Bambang Saptono, menyebutkan jumlah kasus DBD selama tahun 2011 sampai pekan pertama bulan November tercatat hanya lima buah. Angka tersebut turun secara drastis dibanding periode satu tahun sebelumnya yang secara keseluruhan mencapai 30 kasus lebih.

“Tahun 2011 ini jumlah kasus DBD turun signifikan karena faktor kemarau panjang. Sampai sekarang tercatat hanya ada lima kasus di wilayah Mojolaban, padahal tahun 2010 sampai 30 lebih angkanya,” ungkapnya kepada Espos, Selasa (15/11/2011).

Bambang menyebutkan terdapat sebanyak 10 desa endemis dari total 15 buah desa di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban, di antaranya Wirun, Bekonang, Klumprit, serta Palur. Terkait lima kasus DBD tahun 2011, dia menyatakan tersebar di beberapa desa dan kasus terakhir terjadi pertengahan 2011.

Advertisement

Terkait tren tersebut, dikemukakan kecenderungan penurunan kasus DBD tak membuat Puskesmas Mojolaban menurunkan kewaspadaannya. Terlebih pada saat pergantian musim seperti sekarang ini dengan tingkat curah hujan cukup tinggi yang sering diikuti oleh fenomena peningkatan kasus DBD.

“Ketika kemarau nyamuk sulit berkembang karena genangan air sulit ditemukan. Fokus gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) lebih banyak dilakukan di dalam rumah. Tapi saat masa transisi dan musim hujan PSN harus kian digiatkan di luar rumah dan kewaspadaan juga ditingkatkan,” tegasnya.

Bambang menambahkan dua dari 10 desa endemis, yaitu Wirun dan Bekonang, sudah menyandang status endemis sejak lama. Karena itu untuk mengantisipasi munculnya kasus DBD, Puskesmas akan melaksanakan program pendampingan gerakan PSN dan pemeriksaan jentik berkala di rumah warga.

Advertisement

“Sebenarnya penurunan kasus DBD 2011 tidak hanya di Mojolaban, tetapi juga di tingkat kabupaten. Memang ada semacam korelasi antara daerah satu dan lainnya pada kasus DBD. Kemudian masalah musim juga besar pengaruhnya,” ujarnya.

try

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif