SOLOPOS.COM - Salah satu warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, dibongkar pemiliknya, Kamis (28/10/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Jumlah warung apung di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klayen, yang bakal dibongkar secara sukarela oleh pemilknya terus bertambah. Pada awal pekan depan, ada satu warung apung yang merupakan warung apung terbesar di Rawa Jombor bakal dibongkar pemiliknya seiring bergulirnya revitalisasi Rawa Jombor.

Komandan Kodim 0723/Klaten, Letkol (Inf) Joni Eko Prasetyo, mengatakan revitalisasi Rawa Jombor menjadi salah satu kegiatan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Dalam kegiatan itu, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kodam IV/Diponegoro.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dalam hal ini Kodim Klaten membantu pemkab dan provinsi untuk menjalin komunikasi,” kata Dandim saat ditemui di Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Jalan Protokol Klaten Sering Ditutup, Ini Penjelasan Bupati Sri Mulyani

Selama ini Rawa Jombor dimanfaatkan warga untuk beberapa kegiatan seperti budi daya ikan menggunakan karamba, pemancingan, serta warung apung. Sosialisasi berulang kali digelar seiring bergulirnya rencana penataan dan revitalisasi Rawa Jombor mulai tahun ini.

Dalam sosialisasi itu, warga pemanfaat kawasan perairan waduk itu menyampaikan keinginan untuk bisa tetap berkegiatan di kawasan rawa. Sebagian permintaan itu dipenuhi oleh BBWSBS dengan mengalokasikan kawasan perairan yang bisa dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan menggunakan karamba dan pemancingan.

“Alhamdulillah saat ini masyarakat bisa menerima dengan berbagai keingian masyarakat diwadahi BBWSBS dengan mengalokasikan kawasan 5 persen atau 8 ha untuk karamba dan pemancingan,” kata Dandim.

Baca Juga: Covid-19 Menurun, Jalan Protokol Pusat Kota Klaten Tetap Rutin Ditutup

Sementara, pelaku usaha warung apung tetap direlokasi ke Plaza Kuliner yang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di lahan sisi timur Rawa Jombor. “Sebagian pengusaha warung apung memohon relokasi tetap di kawasan perairan. Tetapi dari Kementerian ATR dan BBWSBS menyampaikan terkait bangunan di atas air menyalahi dengan tata ruang wilayah,” jelas Dandim.

Sebagian pelaku usaha warung apung masih bersikukuh agar bisa mendapatkan ruang di kawasan perairan Rawa Jombor guna membuka warung apung. Namun, sebagian lainnya sudah menerima untuk direlokasi ke Plaza Kuliner dan mulai membongkar warung apung mereka.

Dandim mengatakan sudah ada sekitar warung apung yang dibongkar secara sukarela oleh masing-masing pemilik. Rencananya, awal pekan depan ada satu warung apung lagi yang dibongkar pemiliknya guna mendukung revitalisasi Rawa Jombor.

Baca Juga: Ditemukan Rembesan, Alasan Waduk Cengklik Boyolali akan Direvitalisasi

“Insya Allah awal pekan depan akan ada yang membongkar lagi secara sukarela. Pembongkaran akan dilakukan pemilik bergotong royong dengan TNI-Polri. Itu warung apung yang tersebar. Saya juga acungi jempol pemiliknya,” jelas dia.

Terkait sebagian pengusaha warung apung yang meminta ada ruang untuk warung apung, Dandim menjelaskan pendekatan terus dilakukan. “Berbicara tentang penataan ini untuk kebermanfaatan semuanya,” kata dia.

 

Plaza Kuliner

Seperti diberitakan sebelumnya, ada pertemuan membahas kelanjutan pemanfaatan kawasan Rawa Jombor, Rabu (27/10/2021). Dari pertemuan itu, 5 persen atau sekitar 8 ha dari total luas perairan Rawa Jombor sekitar 180 ha aktivitas budi daya ikan menggunakan karamba dan pemancingan.

Baca Juga: Waduk Cengklik Boyolali akan Direvitalisasi, Pedagang Tolak Direlokasi

Sementara, pengusaha warung apung diminta menempati Plaza Kuliner yang sudah disiapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di lahan sisi timur waduk.

Sebagian pengusaha warung apung bersikukuh dan berharap tetap ada ruang di kawasan perairan Rawa Jombor untuk warung apung. Pengusaha warung apung mengusulkan bisa mendapatkan ruang 1,5 ha agar mereka tetap bisa beraktivitas di Rawa Jombor.

“Harapan kami sekecil apapun bisa diberi tempat. Tujuan kami melestarikan warung yang sudah dirintis hingga sekarang,” kata salah satu pengusaha warung apung, Sutomo.

Baca Juga: 4 Tiang Listrik Ambruk, Aliran Listrik Daerah Polanharjo Klaten Padam

Warung apung mulai bermunculan di kawasan Rawa Jombor sejak 1998 lalu. Keberadaan warung itu sempat moncer hingga wisatawan dari berbagai daerah berdatangan ke Rawa Jombor demi menikmati sajian kuliner di tengah perairan Rawa Jombor. Saat ini, ada sekitar 17 warung apung yang masih aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya