Soloraya
Rabu, 4 Januari 2017 - 22:40 WIB

KABAR DUKA : Ini Kiprah Kastoyo Ramelan, Wartawan Senior Solo yang Berpulang

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wartawan senior Kastoyo Ramelan. (Facebook)

Kabar duka, wartawan senior Solo Kastoyo Ramelan meninggal dunia.

Solopos.com, SOLO — Kota Solo kehilangan salah satu wartawan seniornya, Kastoyo Ramelan, yang tutup usia karena sakit di RSUD dr. Moewardi, Solo, Rabu (4/1/2017) pukul 16.00 WIB.

Advertisement

Mantan wartawan Tempo dan Gatra ini meninggal dunia pada usia 71 setelah sempat dirawat di sejumlah rumah sakit. Mulanya ia didiagnosis menderita ambeyen yang berujung pada sakit di usus besar sehingga mesti menjalani operasi.

Ia lulus dari Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Ia kemudian bekerja di majalah Tempo pada 1983 sampai 1994. Setelah Tempo diberedel pada masa Orde Baru, lelaki yang tinggal di Karangturi RT 04 RW 07, Pajang, Laweyan, ini pindah ke majalah Gatra dan menjabat sebagai Kepala Liputan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Semasa hidup, ia menulis buku tentang Seni Akting untuk SMA lantaran sebelum menjadi wartawan ia pernah menjadi guru kesenian. Ia juga menulis skenario film dan sinetron tentang Badong Borobudur. Begitu pula dengan tulisan Saudagar Laweyan. Ia juga membuat buku berjudul Bangsawan Zaman Modern.

Advertisement

“Saya sempat mengantar beliau saat acara pelantikan Dewan Kesenian Surakarta beberapa waktu lalu. Setelah itu bapak sakit dan sempat dirawat di beberapa tempat sebelum lama di RSUD dr. Moewardi,” tutur putri pertama Kastoyo, Puitri Hatiningsih, kepada Solopos.com, Rabu malam.

Kastoyo tutup usia meninggalkan tiga anak dari pernikahannya dengan Sri Inhastuti, yakni Puitri Hatiningsih, Tandur Rimoro, dan Ninggar Paneni. Di organisasi profesi wartawan, ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo.

“Dia itu orangnya sangat humoris. Dengan teman ia juga sangat loyal. Orangnya selalu aktif dalam sebuah forum apa pun,” ungkap teman dekatnya yang sesama pegiat PWI, Agus Muladi.

Advertisement

Bagi Ketua PWI Solo, Anas Syahirul, sosok Kastoyo merupakan teman diskusi yang punya semangat luar biasa. Ia tak pernah kehabisan bahan bakar untuk menularkan ide-ide cemerlang. Di samping itu, ia selalu menghargai junior.

“Meski sudah sepuh, ia tak pernah tak semangat. Ia itu sosok yang komplet. Jago soal literasi, aktif menulis artikel, dan sebagainya,” jelas Anas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif