SOLOPOS.COM - Anggota FPDIP DPRD Wonogiri, Tarso (depan paling kiri), mengikuti deklarasi dukungan kepada Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono sebagai calon Gubernur Jateng 2024 di Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (16/5/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)
Solopos.com, WONOGIRI — Kader yang masih berstatus anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Wonogiri, Tarso, tampak menghadiri acara Tasyakuran dan Konsolidasi Struktural Partai Gerindra Wonogiri di Gedung Pertemuan Alami Sayang, Ngadirojo, Wonogiri, Kamis (16/5/2024).
Pantauan Solopos.com, acara tersebut juga dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Tengah, Sudaryono, dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Wonogiri, Suryo Suminto. Acara itu turun dihadiri ratusan pendukung atau kader Partai Gerindra.
Selain tasyakuran, dalam acara itu juga ada deklarasi dukungan kepada Sudaryono sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2024. Para kader dan pimpinan partai tersebut mengenakan baju seragam kemeja putih.
Begitu juga Tarso yang tampak mengenakan kemeja putih. Dia turut serta dalam pendeklarasian dukungan kepada Sudaryono. Saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Tarso mengatakan kehadirannya di acara tersebut hanya sebagai tamu undangan.
Begitu juga Tarso yang tampak mengenakan kemeja putih. Dia turut serta dalam pendeklarasian dukungan kepada Sudaryono. Saat dimintai konfirmasi Solopos.com, Tarso mengatakan kehadirannya di acara tersebut hanya sebagai tamu undangan.
Dia mengaku diundang oleh Partai Gerindra sehingga perlu hadir untuk menghargai pihak yang mengundang. ”Kalau ke sini, saya cuma diundang. Jadi tamu undangan saja,” kata Tarso.
Tarso menyampaikan secara kebetulan tim sukses Sudaryono banyak di antaranya juga teman dekatnya. Menurutnya, Ketua DPC Partai Gerindra, Suryo Suminto, juga rekan bisnisnya di Kecamatan Slogohimo, Wonogiri.
“Saya tidak hadir karena izin, kelihatannya pembahasannya [rapat fraksi] cuma mau mengadakan bimbingan teknis ke Jakarta. Jadi cuma membicarakan biaya bimtek,” ujar dia.
Tarso mengakui ia berencana keluar dari PDIP setelah nanti tidak menjabat lagi sebagai anggota DPRD Wonogiri. Dia menganggap jika sudah tidak menjadi anggota legislatif, alangkah baiknya keluar dari partai. Kader PDIP ini mengaku akan fokus bersama keluarga setelah pensiun dari partai berlambang banteng itu.
“Masa jabatan saya kan sampai bulan delapan [Agustus]. Setelah tidak menjabat lagi, alangkah baiknya saya pensiun dari partai itu,” ucap Tarso.
Ditanya apakah ada rencana maju sebagai calon Bupati Wonogiri pada Pilkada 2024 melalui Partai Gerindra, Tarso menyampaikan belum ada gagasan terkait hal itu. Menurut dia, untuk menjadi calon bupati harus ada partai pengusung. Sementara dia tidak yakin PDIP akan mengusungnya karena ia tidak akan lagi meneruskan keanggotaan.
”[Jadi] Calon bupati itu tidak mudah, sedangkan saya di PDIP karena tidak meneruskan, mungkin tidak [dicalonkan]. Sampai saat ini saya belum punya gagasan siapa yang akan mengusung. Saya belum berpikir sampai situ,” ujar dia.
Ketua DPC Partai Gerindra Wonogiri, Suryo Suminto, mengatakan tidak mengundang Tarso secara khusus. Sebenarnya hari itu Tarso hendak mengambil formulir pendaftaran calon bupati di DPC Partai Gerindra.
“Tetapi kebetulan saya ada di acara ini, terus kemudian beliau mampir. Mungkin pengambilan formulirnya besok-besok lagi. Tadi beliau tidak diundang khusus, tidak,” kata Suryo.
Terpisah, Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo, menyatakan membebaskan kader PDIP jika memang ingin keluar dari keanggotaan partai. Hal itu termasuk membebaskan kadernya hendak maju sebagai calon bupati dari internal maupun eksternal partai.
Akan tetapi, kader tersebut tetap harus menerima konsekuensi sesuai ketentuan partai. Yang jelas, Jekek, sapaan akrabnya, mengatakan hingga saat ini PDIP masih belum menentukan siapa yang akan diusung sebagai calon bupati Wonogiri 2024.