Soloraya
Sabtu, 26 November 2022 - 16:44 WIB

Kadisdik Boyolali Sebut Dosa Besar Pendidikan: Intoleransi & Kekerasan Seksual

Nova Malinda  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Boyolali, Darmanto dalam acara Sarasehan Guru SD dan MI Se-Kabupaten Boyolali, Sabtu (26/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BOYOLALI Masih dalam suasana Hari Guru Nasional, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Darmanto mengajak seluruh elemen pendidikan untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal itu dia sampaikan dalam sambutan acara Sarasehan peringatan HUT  ke-77  PGRI di gedung PKPN  Jalan Pandanaran, Boyolali, Sabtu (26/11/2022) pagi.

Advertisement

Menurut Darmanto, terkait kebijakan pemerintah, para guru punya peran menciptakan sekolah yang ramah anak. Sebagaimana disampaikan Darmanto, pendidikan punya dosa besar yang harus dihilangkan.

Tiga dosa besar tersebut yakni, intoleransi, bullying atau perundungan, kekerasan seksual.

Advertisement

Tiga dosa besar tersebut yakni, intoleransi, bullying atau perundungan, kekerasan seksual.

“Yang pertama adalah Intoleransi, negara kita dibangun diatas kebhinekaan, berbeda-beda suku , berbeda-beda agama, berbeda-beda bahasa, berbeda-beda agama, demi keutuhan RI yang kita cintai ini tidak ada pilihan lain, anak didik kita harus kita ajarkan toleransi,” ucap dia.

Baca juga: Menggemaskan! 34 Polisi Cilik Boyolali Pukau Bupati dan Guru di Alun-Alun Kidul

Advertisement

“Baik oleh murid dengan murid, murid dengan guru, guru dengan murid, ataupun guru dengan guru. Marilah kita bergerak dengan hati kita, dengan kasih sayang kita, pulihkan pendidikan,” katanya.

Dihadiri 1.000 guru SD/MI Muhammadiyah, Darmanto mengajak semua para pendidik dan tenaga pendidikan menjadi sahabat yang baik, motivator yang baik bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

Sehingga, anak-anak bisa tumbuh menjadi tunas bangsa yang berguna bagi agama, masyarakat, dan agama.

Advertisement

“Yang ketiga, kekerasan seksual. Dengan alasan apapun, tidak ada bullying, intoleransi, dan kekerasan seksual. Mari kita bersama-sama menghilangkan itu semua dari pendidikan,” ucap dia.

Baca juga: Hari Guru Nasional: Cerita Bupati Boyolali Lahir dan Besar dari Keluarga Guru

Darmanto menerangkan, tugas adalah amanah yang selain harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi tugas pada saatnya nanti dipertanggungjawabkan disisi pencipta.

Advertisement

Oleh karena itu, Ia mengajak agar para guru melaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan semkasimal mungkin.

Dalam sambutannya,  Darmanto juga mengulas soal proyek dalam kurikulum merdeka yang perlu disukseskan, yakni projek penguatan profil pelajar pancasila.

“Mari kita bersama-sama menciptakan generasi emas, yang akan meneruskan perjuangan Nabi Muhammad, dan meneruskan perjuangan kita, kita cetak anak-anak menjadi profil-profil pelajar pancasila,” ujarnya.

Darmanto menjelaskan enam ciri profil pelajar Pancasila, yakni anak-anak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berbhineka global, punya kemandirian, punya jiwa gotongroyong,  kritis, dan kreatif.

Baca juga: Ini Kisah Amirudin, Guru Honorer di Karanganyar yang Nyambi Jual Sayur Keliling

“Mereka harus berpijak pada bumi Indonesia. Mereka adalah anak-anak Indonesia untuk berasimilasi menatap dunia. Jangan sampai anak-anak, jawa ilang jawane. Indonesia ilang Indonesianya. Anak-anak harus ditanamkan sikap yang kuat dan cinta terhadap Indonesia untuk menatap dunia,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif