SOLOPOS.COM - Pemilik usaha Satria Lurik ATBM, Irnawati, 38 menyiapkan pesanan pelanggan, pada Selasa (23/3/2022), di Desa Tawang, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah. (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kain tenun lurik bikinan warga Dukuh Betokan, RT 001/RW 005, Desa Tawang, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mampu menembus pasar Jerman dan Amerika.

Hal itu disampaikan warga desa setempat, pemilik usaha Satria Lurik ATBM, Irnawati, 38, ketika ditemui di rumahnya, Selasa (23/3/2022). “Penjualannya ke Pasar Klewer [Solo], Beringharjo [Jogja], luar jawa juga ikut pengiriman. Kami pengiriman ke Jerman dan Amerika juga,” jelasnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Irnawati menjelaskan pasar kain tenun lurik bikinannya sudah merambah ke mancanegara, tetapi dia mengaku belum berani melakukan kontrak khusus dengan pembeli luar negeri itu. Alasannya sebagian besar kain tenun lurik miliknya masih dibuat secara manual.

Baca Juga : Batik Tulis Khas Solo Jadi Primadona di Indonesia, Bangga Deh!

“Kalau untuk ke Jerman dan Amerika pemesanan perorangan saja. Kalau pakai kontrak takut tidak bisa memenuhi target. Kan proses pembuatannya cukup memakan waktu. Walaupun tenun sudah pakai mesin, yang lainnya masih manual seperti pewarnaan benang,” jelasnya.

Irna membeberkan usaha miliknya telah berdiri sejak 1976. Kala itu dikelola orang tuanya. Pada 2007, dia telah membantu melakukan inovasi penjualan hingga akhirnya dapat tembus pasar Jerman dan Amerika.

Beberapa inovasi yang telah dilakukan, di antaranya memadukan batik dengan tenun itu sendiri. Kemudian, memberi lukisan di atas kain tenun. Bahkan, membuka pemesanan baju jadi dimana pelanggan bisa memesan model secara langsung.

Baca Juga : Perempuan Pengusaha Serengan Solo Raup Belasan Juta Rupiah Dari Bisnis Kain Tenun Lurik

Harga yang dibandrol untuk penjualan lokal dan mancanegara berbeda. Dia mematok harga lurik yang paling murah Rp10.000/meter untuk jenis surjan hingga tenun lurik halus seharga Rp30.000-Rp50.000/meter. Itu harga khusus penjualan lokal. Di sisi lain, tenun yang djual ke mancanegara dihargai Rp100.000/meter.

“Itu harga kain saja. Untuk biaya pengiriman dan lain-lain dibebankan kepada konsumen. Kalau perbedaan harga tergantung dari kesulitan motif. Misalkan dalam satu kain motifnya berbeda-beda. Itu harganya juga lebih mahal. Benang dan kesulitan pembuatannya kan juga berbeda,” terangnya.

Baca Juga : Pengrajin Tenun Lurik Pedan Klaten Eksplorasi Motif Pulau

49 Tahun

Dia hanya berharap pandemi segera usia sehingga penjualan bisa kembali ramai. “Dulu mau lebaran seperti ini sudah ramai. Dua tahun ini ya jelas merasakan perbedaannya. Semoga segera selesai pandemi,” harapnya.

Ditemui terpisah, Warga Dukuh Pandanan RT 001/RW 007, Desa Tawang, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Ngadiran Setyo Miharjo, 65, juga memiliki usaha tenun. Ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa, ia mengatakan sudah membuka usaha sejak 1973. Dari usaha membuat kain tenun lurik itu mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi.

Baca Juga : Harga Benang Tinggi, Perajin Tenun Sukoharjo Kesulitan Pasarkan Kain

“1973 itu dari bapak saya. Kalau memulai sendiri sejak 1979. Pernah berhenti karena waktu itu merasa hasilnya tidak sepadan dengan prosesnya. Sampai akhirnya 2010 bikin kain surjan itu sampai hari ini ada 20-an pegawai. Tapi dikerjakan di rumah masing-masing,” kata pria yang pernah menjabat perangkat desa selama 42 tahun itu.

Kepala Desa Weru, Maryanto, menyatakan di desanya banyak perajin kain tenun lurik. Sayangnya, pemasaran belum merata. “Disini ada banyak [perajin tenun]. Di Betokan, Pandanan, Senden, banyak, tersebar di beberapa kampung ada. Tapi pengerjaannya hanya untuk sambilan kalau tidak ada panen. Biasanya ibu-ibu itu yang membuat tenun, bapak-bapaknya membuat batu bata,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya