SOLOPOS.COM - Rumpyuh Tarno Sukarto, 93, dan Sulami, 71, menunjukkan buku nikah seusai melangsungkan akad nikah di kantor KUA Kemalang, Jumat (3/6/2022). (Istimewa/KUA Kemalang)

Solopos.com, KLATEN — Rumpyuh Tarno Sukarto, 93, dan Sulami, 71, asal Dukuh Pancasan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten menjadi pasangan pengantin tertua yang melangsungkan akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kemalang selama ini. Awalnya, pihak KUA tak percaya umur mereka ketika mendaftarkan pernikahan ke KUA.

Kepala KUA Kemalang, Sugiyanto, mengatakan saat kali pertama menerima berkas pendaftaran pernikahan pada akhir Mei lalu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saya lihat [berkas Tarno] kelahiran 1929. Apakah hanya salah input. Kemudian saya cek lagi, ternyata di KTP memang benar kelahiran 1929,” kata Sugiyanto, Sabtu (4/6/2022).

Setelah mendaftar, mereka sempat memvalidkan berkas. Mereka juga diminta melakukan cek kesehatan ke puskesmas. Setelah berkas persyaratan lengkap dan valid, akad nikah dilangsungkan Jumat pagi. Pasangan itu menjadi urutan pertama yang melangsungkan akad nikah hari itu.

Sugiyanto menyesal tak bisa berkomunikasi lebih dalam dengan Tarno-Sulami lantaran sudah ditunggu pasangan calon pengantin berikutnya yang bakal melangsungkan akad nikah. Terlepas dari hal tersebut, Sugiyanto kagum dengan semangat Tarno-Sulami menjadi pasangan suami-istri yang sah secara agama dan negara.

Baca Juga: Kisah Tarno & Sulami, Manten Anyar Klaten Usia 93 & 71 Tahun

“Saya juga menyesal saat itu tidak banyak komunikasi karena calon pengantin berikutnya sudah menunggu. Saya sampaikan saat itu turut bergembira dan salut di usia segitu masih sehat dan bugar. Mudah-mudahan tetap sehat, istikamah ibadahnya, dan menjadi keluarga sing ayem tentrem,” kata Sugiyanto.

Di sisi lain, Sugiyanto salut dengan kondisi kesehatan pasangan itu yang masih bugar, terutama Mbah Tarno. Pada usia yang hampir menyentuh satu abad, Tarno masih bisa berjalan dengan tegap, lancar berbicara, serta pendengarannya masih bagus.

Tarno pun tak kesulitan ketika melafalkan ijab kabul di depan penghulu dan para saksi. Tarno tak perlu mengulangi lafal ijab kabul untuk menjadikan pernikahannya dengan Sulami sah.

“Sekali saya tuntun, begitu menirukan lancar. Kalimat yang diucapkan tidak ada yang berbeda,” ungkap Sugiyanto.

Baca Juga: Ijab Kabul di Klaten Cuma Dihadiri Pria karena Wanita Reaktif Covid-19

Sugiyanto kagum dengan semangat pasangan kakek-nenek asal Desa Sidorejo itu untuk menikah.

“Orang itu ternyata butuh kenyamanan dalam kesehariannya. Manusia butuh teman komunikasi paling privasi, tempat mencurahkan perasaan. Bahwa tidak ada yang lebih dekat dibandingkan suami atau istri. Beliau berdua luar biasa. Ingin menghabiskan masa tuanya berdua. Saya pikir jarang-jarang umur segitu berpikir untuk berkeluarga,” kata dia.

Salah satu perangkat Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Suyana Hasan Basri, membenarkan Tarno kelahiran 1929 sementara Sulami kelahiran 1951. Tarno dan Sulami masing-masing ditinggal pasangan hidup mereka sebelumnya karena meninggal dunia.

Suyana membenarkan saat melangsungkan ijab kabul, Tarno tak kesulitan melafalkan dan tak sampai mengulang pengucapan ijab kabul.

Baca Juga: Pasangan Pengantin Klaten Rela Hujan-Hujanan Demi Tanam Pohon

Sementara itu, Tarno mengungkapkan alasannya menikah lagi lantaran ingin memiliki teman hidup lagi. Ada orang yang bisa dia ajak berembuk membina keluarga sekalipun Tarno dan Sulami kini sudah memiliki cucu dan buyut yang jika digabungkan mencapai 64 orang.

Tarno dan Sulami saat ini masih sama-sama aktif bekerja di ladang mengurus tanaman hingga mencari pakan rumput alias ngarit serta merawat ternak. Untuk membawa pakan hasil ngarit ke rumah, mereka dibantu anak dan cucu.

Disinggung resep masih bugar di usia senja, Tarno mengaku tak ada resep khusus. Dia hanya melakukan kebiasaannya sejak lama yakni mengonsumsi sayuran yang dia tanam di ladangnya.

Resepe nggih nak nedi sing medal saking kebonan. Mboten nate tumbas. Wes suwe nedi saking kebonan. Ujungan godong-dongan niku sing empuk [resepnya kalau makan mengonsumsi apa yang ada di ladang. Tidak pernah membeli. Sudah lama saya mengonsumsi dari hasil ladang. Yang dimakan ujung-ujung daun itu yang empuk],” kata Tarno.

Baca Juga: Baliho Ajakan Nikah Terpasang di Jalanan Klaten, Ini Sosok Pemasangnya

Hal senada disampaikan Sulami. Selain mengonsumsi dari hasil ladang, resep tetap bugar di usia senja yakni membikin hati tetap senang dalam keadaan apapun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya