Soloraya
Selasa, 15 Juni 2021 - 16:08 WIB

Kakek di Klaten Meninggal Tercebur Sumur Reaktif Covid-19, Kok Bisa?

Newswire  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN - Seorang kakek di Kabupaten Klaten, Mardiyono, 70, meninggal dunia karena tercebur sumur. Ternyata, jenazah korban reaktif Covid-19 setelah dites rapid antigen.

Mardiyono merupakan warga Desa Kradenan, Kecamatan Trucuk, Klaten. Dia tercebur di sumur milik tetangganya hingga akhirnya meninggal dunia. Korban ditemukan pada Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 08.00 WIB.

Advertisement

Baca Juga: Ternyata Ada 29 Bule yang Menetap di Solo, dari Mana Asalnya?

Jenazah kakek itu berhasil dievakuasi pukul 10.30 WIB. "Sebelumnya pergi dari rumah sejak Senin [14/6/2021] malam. Sebelum menghilang memang ada gejala flu sejak beberapa hari lalu," kata Kadus I Desa Kradenan, Agus Anggito, seperti dikutip dari detik.com.

Advertisement

Jenazah kakek itu berhasil dievakuasi pukul 10.30 WIB. "Sebelumnya pergi dari rumah sejak Senin [14/6/2021] malam. Sebelum menghilang memang ada gejala flu sejak beberapa hari lalu," kata Kadus I Desa Kradenan, Agus Anggito, seperti dikutip dari detik.com.

Agus menuturkan jenazah korban ternyara reaktif Covid-19. Menurutnya, korban sempat akan menjalani vaksinasi Covid-19 pekan lalu. Namun, karena memiliki gejala flu, kakek Mardiyono batal vaksinasi Corona.

"Rapidnya baru tadi siang setelah jenazah diangkat dari sumur. Hasilnya reaktif mengarah positif," terang Agus.

Advertisement

Terpisah, Ketua Satgas Percepatan Pengendalian Covid-19 Kecamatan Trucuk, Bambang Haryoko, mengatakan sebelum ditemukan meninggal tercebur sumur, korban belum dirapid tes. Kemudian untuk prosedur pemakaman jenazah kakek itu dites rapid dan ternyata reaktif.

"Jadi diketahui reaktif itu setelah dites rapid antigen usai ditemukan meninggal dan diangkat. Sebelumnya tidak dirapid," kata Bambang.

Baca Juga: Kasus Kudus, Bangkalan, dan DKI Didominasi Varian Corona Delta

Advertisement

Dengan hasil reaktif itu, pemakaman Mardiyono dilanjutkan dengan protokol kesehatan Covid-19. Tracing juga akan dilakukan pada keluarga jika jenazah kakek itu PCR-nya dinyatakan positif.

"Tracing nanti kita lakukan sambil menunggu PCR. Karena reaktif, pemakaman dengan Prokes," terang Bambang.

Sementara itu, dokter Ninik dari Puskesmas Trucuk I membenarkan korban dinyatakan reaktif usai tes antigen. "Dari rapid antigen reaktif tapi kita masih menunggu hasil PCR. Dengan demikian almarhum ini status suspek Covid-19, belum positif tetapi pemakaman tetap prokes," jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif