Soloraya
Minggu, 27 Oktober 2013 - 16:42 WIB

Kali Pertama, Candi Sojiwan Klaten Jadi Tempat Upacara Galungan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat Hindu Kabupaten Klaten melakukan sembahyangan di Pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Minggu (27/10/2013). (Ayu A/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan umat Hindu mengikuti acara Galungan dan Kuningan di Pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (27/10/2013). Kegiatan itu baru kali pertama diadakan secara bersamaan di satu tempat.

Umat Hindu Kabupaten Klaten melakukan sembahyangan di Pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Minggu (27/10/2013). Kegiatan itu dalam rangka memperingati Galungan dan Kuningan. (Ayu A/JIBI/Solopos)

Advertisement
Menurut pantauan Solopos.com di lapangan, ratusan umat Hindu tersebut berasal dari Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka mulai memadati Candi Sojiwan sejak pukul 08.00 WIB dengan membawa berbagai sesaji dan perlengkapan upacara.

Usai acara seremonial yang dihadiri Muspika setempat, acara inti berupa upacara sembahyang Galungan dan Kuningan dimulai sekitar pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Usai acara seremonial yang dihadiri Muspika setempat, acara inti berupa upacara sembahyang Galungan dan Kuningan dimulai sekitar pukul 11.00 WIB.

Seorang Pemangku Pura memberikan air suci kepada umat Hindu di Kabupaten Klaten yang bersembahyang di Pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Minggu (27/10/2013). Kegiatan itu dalam rangka memperingati Galungan dan Kuningan. (Ayu A/JIBI/Solopos)

Ketua Panitia Acara, I Wayan Sahopiartha, mengatakan tema kegiatan itu Membangun Kebersamaan Melalui Jalan Dharma. Ia berharap dalam perayaan tersebut dapat saling terjalin kebersamaan antarumat Hindu yang dilandasi kebajikan dan kebenaran.
Advertisement

Terkait pemilihan lokasi acara di Candi Sojiwan, tidak terlepas dari nilai sejarah adanya candi tersebut. “Kalau dilihat dari sejarahnya, Candi Sojiwan ini merupakan perpaduan candi Hindu dan Budha. Jadi, kami berharap disini bisa tercipta kebersamaan antarumat Hindu dan bahkan nantinya bisa berlanjut kebersamaan dengan umat beragama lain,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya berencana mengenalkan Candi Sojiwan sebagai upaya pelestarian cagar budaya. Bahkan, ia berencana menjadikan acara tersebut menjadi agenda tahunan. Ia berharap rencana itu bisa meningkatkan ekonomi sayarakat sekitar dan menarik wisatawan agar mau mengunjungi Candi Sojiwan.

“Kalau Candi Prambanan kan sudah menjadi ikon upacara peringatan Hari Raya Nyepi. Nah, kami juga ingin menjadikan Candi Sojiwan ini untuk ikon peringatan Galungan dan Kuningan. Tentunya dengan seizin Musipika dan Pemkab Klaten. Ini juga bisa memberikan efek yang luas yakni meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar yang ingin berjualan makanan, minuman dan cinderamata,” imbuh Wakil Ketua Bidang Organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Klaten itu.

Advertisement

Umat Hindu Kabupaten Klaten melakukan sembahyangan di Pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Minggu (27/10/2013). (Ayu A/JIBI/Solopos)

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Tengah, I Nyoman Suharta, mengatakan peringatan tersebut mencermikan kemenangan kebaikan melawan kejahatan.

“Di dalam diri manusia itu pasti ada kejahatan dan kebaikan atau dharma dan adharma. Musuh yang ada di dalam diri manusia inilah seperti iri, dengki, dan hawa nafsu yang harus diperangi agar muncul kebaikan,” katanya saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif