SOLOPOS.COM - Peternak di Kebongulo, Musuk, Boyolali, menunjukkan sapi di Kakung Farm, Selasa (6/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Harga jual sapi dan kambing di Boyolali naik menjelang Iduladha 2023. Kenaikan harga tersebut dinilai normal terjadi seusai Idulfitri dan menjelang Iduladha.

Salah satu peternak sapi dari Kakung Farm asal Kebongulo, Musuk, Boyolali, Drajat Tri Wibowo, menuturkan untuk sapi iuran jenis Friesian Holstein (FH) saat ini dijual dengan harga Rp17 juta-Rp22 juta per ekor.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Normalnya mungkin selisih Rp1 juta. Untuk sapi kelas pejabat itu biasanya berat 700 kilogram sampai satu ton per ekor. Untuk yang 700 kilogram harganya jelang Iduladha ini Rp40 juta per ekor. Yang satu ton Rp125 juta,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di peternakannya, Selasa (6/6/2023).

Ia menjelaskan sapi pejabat maksudnya jenis-jenis sapi yang dibeli pejabat seperti jenis simmental, PO, dan limosin. Normalnya, harga sapi pejabat Rp55.000 per kilogramnya. Sehingga jika sapinya seberat 1 ton harga normalnya Rp55 juta satu ekor.

Namun, menjelang Iduladha ini harganya mencapai Rp125 juta per ekor. Drajat mengatakan alasannya karena jenis sapi tersebut susah dicari, terlebih setelah marak kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), sapi menjadi langka.

“Untuk harga kambing, dengan tinggi satu meter, harganya sekarang Rp2,5 juta-Rp3,5 juta per ekor. Kalau normal harga Rp1,7 juta per ekor sudah bagus,” cerita dia.

Drajat mengungkapkan harga kambing dan sapi di Boyolali kemungkinan akan terus naik. Ia memprediksi harga kambing semakin dekat dengan Iduladha akan bisa mencapai Rp5 juta per ekor. Hal tersebut karena stok barang semakin menipis.

Selanjutnya, Drajat menjelaskan pembeli sapi dan kambingnya berasal dari beberapa tempat seperti Pasar Hewan Jelok atau ke Purworejo, Banyumas, dan daerah-daerah lain.

Pasar Daring

Cara berjualannya juga tak hanya mengandalkan ke pelanggan tetapnya atau ke pasar. Ia juga membuka pasar secara daring. Beberapa warga luar kota juga terkadang langsung datang ke peternakannya untuk memilih sapi.

Beberapa juga dititipkan ke peternakannya untuk diantar pada hari kurban. “Kalau sapi-sapi yang dibeli langsung ke peternakan kami jamin, misal ada yang kakinya patah nanti kami ganti sapi. Tapi yang dijual ke pasar enggak bisa di-tracking kan, jadi khusus yang beli langsung ke kandang,” kata dia.

Saat ini, ia memiliki lima sapi dan seratusan kambing. Ia mengungkapkan setiap lima hari sekali dapat mengirimkan dua mobil berisi 14 ekor sapi untuk dijual ke pasar dan dikirim ke luar kota.

Sementara itu, penjual sapi yang lain asal Kebongulo, Rois Nugroho, juga menyebut penjualan hewan sapi dan kambing semakin ramai seusai Idulfitri. Ia memprediksi harga sapi dan kambing di Boyolali akan terus naik sampai hari H Iduladha, dan akan turun setelahnya.

“Saya jualnya ke pasar, jual sapi standar FH dan Simmental. Harga standar itu Rp16 juta-Rp17 juta per ekor. Normalnya Rp13 juta per ekor. Untuk simmental dengan berat 700 kilogram saat ini laku Rp35 juta-Rp40 juta per ekor, normalnya Rp25 juta-Rp30 juta,” jelasnya.

Selain menjual ke pasar, Rois juga mengirimkan sapi-sapinya ke Jakarta dan Jawa Timur. Per mobil berisi 14 sapi dengan keuntungan bersih Rp4 juta per lima hari per mobil. Uang tersebut dibagi kepada kru yang ikut berjualan.

Sapi-sapi tersebut juga ia dapatkan dari peternak lokal di Kebongulo dan sekitarnya. Rois merasa bersyukur sekali kondisi sudah kembali ke sediakala. Ia menceritakan pada 2022 tidak bisa berjualan karena wabah PMK melanda. “Saya tahun kemarin sama sekali enggak bisa jualan, soalnya pasar tutup juga. Jadi akhirnya saya bertani selama berbulan-bulan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya