Soloraya
Minggu, 16 Juli 2023 - 11:14 WIB

Kampanye Gempur Rokok Ilegal di Sragen, Bupati Yuni Bagikan Tiga Sepeda Gunung

Tri Rahayu  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan remaja memadati Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen saat mengikuti kampanye Gempur Rokok Ilegal, Minggu (16/7/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan remaja dari berbagai daerah di Kabupaten Sragen tumplek blek di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen untuk mengikuti kampanye Gempur Rokok Ilegal, Minggu (16/7/2023).

Warga Sragen diimbau membeli rokok legal karena bisa berpartisiasi membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen guna membangun infrastruktur  daerah dan pembangunan lainnya.

Advertisement

Dalam momentum itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, membagikan tiga sepeda gunung kepada tiga remaja yang berhasil menjawab pertanyaan Bupati. Tiga remaja itu masing-masing cukup menyebutkan lima nama partai politik (parpol) di Sragen kemudian mendapatkan hadiah masing-masing satu unit sepeda gunung.

Pada kesempatan itu, tak sedikit kaum remaja yang meminta foto bersama dengan Yuni, sapaan akrabnya. Kempanye Gempur Rokok Ilegal itu memang dipadukan dengan agenda peringatan Hari Anak Nasional sehingga audiens yang hadir didominasi remaja yang masih berusia anak.

“Gempur Rokok Ilegal ini merupakan program dari Kantor Bea Cukai dengan dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (BHCHT). Yang tidak membayar cukai berarti tidak membayar pajak sehingga rokok yang tidak ada cukainya merupakan rokok ilegal. Sragen itu banyak rokok ilegal atau tidak itu belum ada studi yang dilakukan secara terperinci,” jelas Bupati saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu pagi.

Advertisement

Yuni mencontohkan keponakannya sendiri yang memiliki tembakau kemudian dibuat rokok ngelinting dewe (tengwe) dengan harga yang lebih murah. Kalau beli rokok legal itu, kata dia, satu bungkus seharga Rp30.000/bungkus. Dia melanjutkan uang Rp30.000 itu dibelikan tembakau bisa untuk merokok selama sebulan.

“Memang rokok mahal itu karena warga yang beli rokok ikut berpartisipasi bayar pajak ke negara. Uang pajak kembali ke rakyat dalam bentuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan lainnya. Jadi lebih bijak sebagai warga negara yang baik bila membeli rokok yang legal,” jelasnya.

Yuni menerangkan kalau tidak punya uang beli rokok yang mahal maka jangan merokok. Dia berpesan merokok itu tidak baik untuk kesehatan, meningkatkan risiko penyakit, sehingga kalau ingin sehat maka stop rokok.

Advertisement

Seorang pemuda asal Masaran, Sragen, Lulut, mengaku tidak pernah membeli rokok ilegal. Dia mengaku selalu membeli rokok legal karena orang merokok itu ada kecocokan pada rokok tertentu.

“Rokok ilegal itu tidak enak dan biasanya untuk kalangan ekonomi bawah karena harganya murah. Mestinya ada rokok legal dengan harga khusus untuk rokok yang legal,” pintanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif