Soloraya
Sabtu, 10 Februari 2024 - 15:51 WIB

Kampanye Pamungkas di Solo, Ganjar Ungkap Makna Gabah dan Stetoskop

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) mengenakan stetoskop didampingi istri Siti Atikoh (kanan) menyapa simpatisan saat kirab kampanye akbar di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Sabtu (10/2/2024). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengaku menerima gabah dan stetoskop dari pendukungnya saat kirab gerobak sapi dari kawasan Ngarsopuro ke Benteng Vastenburg Solo.

Gabah merupakan simbol agar pemerintah concern terhadap keberlangsungan hidup petani sedangkan stetoskop merupakan simbol politik sehat dalam membangun kualitas demokrasi di Tanah Air.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Ganjar ikut membakar semangat puluhan ribu pendukung yang menjejali Benteng Vastenburg Solo, Sabtu (10/2/2024).

Ganjar mengapresiasi kader partai, relawan, dan pendukung yang rela basah kuyub demi memeriahkan kampanye terakhir di Kota Bengawan.

Advertisement

Ganjar mengapresiasi kader partai, relawan, dan pendukung yang rela basah kuyub demi memeriahkan kampanye terakhir di Kota Bengawan.

Ganjar bersama istrinya, Siti Atikoh Suprianti dan anaknya Muhammad Zinedine Alam Ganjar naik gerobak sapi dari kawasan Ngarsopuro menyusuri Jalan Slamet Riyadi ke Benteng Vastenburg Solo.

“Tadi saya dikirimi gabah dan stetoskop saat ikut kirab gerobak sapi. Terima kasih,” kata dia, Sabtu (10/2/2024).

Advertisement

Sementara, stateskop merupakan simbol berpikir keras dalam aspek kesehatan bagi seluruh kalangan masyarakat di Tanah Air.

“Anak-anak dan ibu-ibu hamil harus terjamin kesehatannya. Jika pikirannya sehat maka politik yang dijalani juga sehat. Maka demokrasi yang dibangun oleh elemen bangsa lebih berkualitas,” ujar dia.

Dengan slogannya Sat Set Tas Tes, Ganjar membeberkan karakteristik calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Calon pemimpin bangsa harus mendengar aspirasi rakyat.

Advertisement

Tak hanya itu, calon pemimpin bangsa juga harus merasakan hal atau masalah yang dihadapi rakyat di tataran akar rumput.

“Pemimpin harus mendengarkan, pemimpin tak harus diteriaki, pemimpin tak boleh diam, tapi harus bisa merasakan. Saya sering tidur di rumah masyarakat. Merasakan apa yang dirasakan rakyat,” ujar dia.

Sebelum menutup orasi politik, Ganjar mengajak pendukunganya agar menggunakan hak pilih di tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari untuk memilih calon pemimpin masa depan. Suara masyarakat sangat menentukan nasib bangsa dalam lima tahun mendatang.

Advertisement

“Tiga hal yang ingin saya sampaikan. Takut sama Tuhan, patuh sama hukum, dan loyal terhadap kehendak rakyat,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif