SOLOPOS.COM - Kampung Batik Laweyan Solo. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Kampung Batik Laweyan di Solo, Jawa Tengah, menjadi salah satu destinasi wajib yang dikunjungi masyarakat untuk belajar dan berbelanja batik.

Kampung batik tertua yang ada di Indonesia mulai berkembang pada abang ke-14 di era pemerintahan Keraton Pajang. Industri batik di daerah ini semakin berkembang ketika ditemukan teknik batik cap pada 1900-an. Sejak itu, banyak pengusaha-pengusaha batik lahir dari daerah tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Terdapat sekitar 250 motif batik yang sudah dipatenkan di kampung ini, termasuk yang terkenal seperti Tirto Tejo dan Truntum. Menariknya, wisata Jawa Tengah satu ini tak hanya menyajikan batik sebagai barang dagangan, tetapi juga mewarisi sejarahnya sejak masa penjajahan. Apalagi sebagian besar penduduknya adalah pengrajin batik, menjadikannya tempat yang hidup dan bersemangat untuk mengekspresikan seni warisan nenek moyang mereka.

Mengutip laman resmi Indonesia.go.id, Kampung Batik Laweyan Solo ini pernah jaya di era tahun 1970 -an. Munculnya batik printing ternyata menyurutkan bisnis industri batik tradisional di kampung ini. Setelah vakum selama beberapa puluh tahun, di awal tahun 2000 industri batik tulis di Laweyan kembali bergairah. Maraknya wisata nasional membuka kesempatan bagi kampung ini kembali eksis.

Kelahiran kembali kampung ini tak lepas dari campur tangan pemerintah. Kawasan seluas kurang lebih 24 hektare yang terdiri dari tiga blok ini didesain dan ditata ulang dengan konsep terpadu. Dengan konsep terpadu pengunjung Kampung Batik Laweyan akan memiliki pengalaman unik saat mengunjungi kampung ini.

Menariknya lagi, salah satu wisata andalan Jawa Tengah ini juga menyediakan fasilitas wisatawan untuk belajar membatik. Bahkan, pengelola wisata membebaskan para pengujung untuk belajar membatik di berbagai lokasi yang telah disediakan. Batik yang dibuat pun dipastikan memiliki nilai artistik yang tinggi.

Pihak pengelola wisata juga menyediakan kursus singkat membatik selama dua jam bagi para pengunjung yang ingin mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap.

Tak hanya edukasi, di Kampung Batik Laweyan, pengunjung juga bisa berbelanja batik produksi UMKM setempat. Di sini, terdapat lebih dari 50 toko yang menjual batik dengan kualitas dan harga yang bersaing.

Produk yang dijual tak hanya kain batik, namun terdapat aksesoris menarik bernuansa batik, seperti sandal, syal, hingga celana pendek dan kaus. Pengembangan wisata di Kampung Batik Laweyan dengan melibatkan UMKM setempat ini juga termasuk dalam 10 program prioritas Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.

Adapun 10 program prioritas Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana salah satunya untuk mengembangkan pariwisata dan meningkatkan daya saing UMKM di sekotr ekonomi kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya