Soloraya
Kamis, 19 November 2020 - 22:18 WIB

Karanganyar Center Life of Nusantara: Pemkab Garap Pemulihan Ekonomi Lewat UKM & Wisata

Sri Sumi Handayani  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, bersama Bupati Karanganyar, Juliyatmono, meresmikan Karanganyar Center Life of Nusantara di kompleks Candi Ceto pada Rabu (18/11/2020). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar meluncurkan program Karanganyar Center Life of Nusantara di kompleks Candi Ceto pada Rabu (18/11/2020). Peluncuran program dilakukan bersamaan dengan peringatan HUT ke-103 Kabupaten Karanganyar.

Cara Cegah Risiko Tertular Covid-19 Saat Bepergian

Advertisement

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengurai mimpi besar tersebut saat berbincang dengan wartawan di salah satu rumah makan di Kecamatan Karanganyar, Kamis (19/11/2020). Mimpi Karanganyar menjadi Center Life of Nusantara akan diwujudkan selama satu dasawarsa atau hingga 2030.

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengaku sudah menyusun roadmap mewujudkan hal itu selama sepuluh tahun ke depan. Dimulai dari dua tahun ke depan atau 2021 hingga 2022 fokus pada pemulihan kondisi akibat pandemi Covid-19.

Advertisement

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengaku sudah menyusun roadmap mewujudkan hal itu selama sepuluh tahun ke depan. Dimulai dari dua tahun ke depan atau 2021 hingga 2022 fokus pada pemulihan kondisi akibat pandemi Covid-19.

“Yang kami garap paling awal adalah menumbuhkan pelaku usaha kecil menengah [UKM]. Sebanyak-banyaknya kami garap dari tingkat desa. Yang masuk dalam roadmap recovery kan itu. Membangkitkan pelaku UKM sebanyak-banyaknya,” ujar Juliyatmono.

Ganti Rugi Lahan Terdampak Tol Solo-Jogja di Colomadu Mulai Dibayarkan

Advertisement

“Sambil itu jalan, kami tumbuhkan hal lain. Garap pariwisata. Dimulai dari membagi menjadi segmen tertentu. Di Kabupaten Karanganyar ini ada empat segmen wisata. Kami tawarkan wisata religi atau spiritual, adventure atau fun, culture, dan alam,” ujar dia.

Yuli, sapaan akrabnya, menjelaskan pengelompokan empat wisata berdasarkan pemetaan dan kajian terhadap hampir seluruh wisata di Kabupaten Karanganyar. Dia mencontohkan segmen wisata dengan latar belakang culture berada di Kecamatan Gondangrejo, yakni Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu. Selain culture, Kabupaten Karanganyar juga menawarkan wisata alam Gunung Lawu.

Pembuatan Vaksin Sinovac untuk Lawan Covid-19 Diawasi Ketat

Advertisement

“Karisma Gunung Lawu. UNS pernah meneliti bahwa Gunung Lawu lengkap keanekaragaman hayati. Satu dua tahun ke depan ini masa pemulihan. Kami andalkan UKM dan wisata. Fokus wisatawan domestik,” ungkap dia.

Yuli mengaku roadmap Karanganyar Center Life of Nusantara akan diwariskan kepada pemimpin berikutnya. Harapannya mewujudkan Karanganyar sebagai pusat kehidupan tidak putus setelah masa jabatan berakhir 2023. Peluncuran tersebut dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Chairman MarkPlus, Inc., Hermawan Kartajaya.

Diapresiasi Ganjar

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengapresiasi langkah Kabupaten Karanganyar meluncurkan program Karanganyar sebagai pusat kehidupan nusantara. Menurut dia, Karanganyar layak karena Karanganyar kental dengan sejarah, budaya, dan potensi alam.

Advertisement

Pohon Beringin Tumbang Menimpa Rumah Warga Wonogiri, Pemilik Rumah Sempat Pingsan

“Bukan hanya penghasil pangan pertanian. Tetapi juga wisata. Jadi incaran investor. Maka dengungkan kembali, munculkan kembali seniman. Budaya masukkan ke sekolah. Mulai dari Karanganyar. [Karanganyar Center Life of Nusantara] itu dinamis dan berkembang,” jelas Ganjar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar berharap Kabupaten Karanganyar menjadi percontohan wilayah lain. Terutama masyarakat yang ingin melihat kehidupan nusantara dalam lingkungan kecil. Titis menyebut salah satu contoh di Desa Kemuning.

“Kepala Desa Kemuning beragama Hindu. Dia terpilih, berarti kompetensinya laik. Tidak ada stigma. Seluruh umat beragama rukun, saling menghormati di situ. Budaya, religi jalan. Beberapa waktu lalu masuk teknologi smart village. Masyarakat terbuka terhadap teknologi baru. Itu contoh kecil belajar multiaspek kehidupan,” tutur Titis.

Titis mengakui bahwa proses mewujudkan Karanganyar sebagai pusat kehidupan nusantara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses panjang dan dukungan semua pihak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif