Soloraya
Jumat, 17 September 2021 - 21:09 WIB

Karanganyar Punya Pabrik Produksi APD di Gondangrejo, Langganan Kemenkes dan RS di Indonesia

Sri Sumi Handayani  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono, bersama Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, (mengenakan baju hitam), didampingi Direktur Utama PT Natatex Jaya Garmindo, Nana Ratna, (mengenakan baju kotak-kotak), meninjau proses produksi APD di pabrik itu, Kamis (16/9/2021). (Istimewa/Dokumentasi Dinas Kominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kabupaten Karanganyar memiliki pabrik yang memproduksi alat pelindung diri (APD) berskala nasional, PT Natatex Jaya Garmindo. Kapasitas produksi APD pabrik itu 200.000 pis per bulan.

Data yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, pabrik terletak di Jalan Raya Solo-Purwodadi, tepatnya Dukuh Ngangruk, Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo. Bupati Karanganyar, Juliyatmono, dan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, mengunjungi pabrik pada Kamis (16/9/2021).

Advertisement

Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar didampingi Direktur Utama PT Natatex Jaya Garmindo, Nana Ratna, melihat produksi APD dan produk fashion lain. Nana menjelaskan pabriknya mampu memproduksi 6.000 pis APD per hari. Dalam satu bulan, Nana menyebut mampu memproduksi 200.000 pis APD.

Baca Juga: Dikunjungi Kepala Bappenas, Bupati Karanganyar Curhat Pembangunan RSUD Enggak Kelar-Kelar

“Saya menunjukkan kepada Pak Bupati bahwa perusahaan kami ini perusahaan dalam negeri. Kami memberdayakan sumber daya manusia dari Karanganyar supaya tidak ada pengangguran. APD kami kirim ke Kemenkes [Kementerian Kesehatan] dan sejumlah rumah sakit di Indonesia,” kata Nana seperti disampaikan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Karanganyar, Kamis.

Advertisement

Nana menyebut sejumlah rumah sakit di DKI Jakarta, Manado, Makassar, Samarinda, dan lain-lain. Selain APD, perusahaan yang baru berdiri selama tiga tahun di Kabupaten Karanganyar itu juga memproduksi fashion lain. Natatex mampu memproduksi 150.000 pis produk fashion.

“Kalau satu tahun ya bisa 1 juta pis untuk semua produk. Kami punya lima lines atau 200 orang karyawan. Itu untuk operator, jahit, dan lainnya. Kami menggunakan mesin otomatis,” jelas dia.

Nana mengaku merintis usaha fashion itu di Jakarta. Tetapi, dia memutuskan memindahkan pabriknya dari Jakarta ke Kabupaten Karanganyar. Dia mempertimbangkan nilai upah minimum kabupaten (UMK) di Jakarta terus menerus naik.

Advertisement

“Kami pindah ke Karanganyar. Harapan kami, ada bimbingan ketrampilan dan tidak dipersulit untuk pengembangan usaha ke depan. Kami berencana merambah ekspor. Optimistis setelah Covid-19 ini akan naik lagi,” ungkap dia.

Baca Juga: Tak Hanya White Tiger, Monstera Variegata Marble Juga Jadi Primadona, Harganya Rp3 Juta per Daun

Pada kesempatan itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengapresiasi potensi yang tersimpan di Gondangrejo. Bupati meminta pemilik perusahaan agar bertahap di Kabupaten Karanganyar. Salah satu pertimbangannya berkaitan dengan pemasukan dari sektor pajak.

“Saya minta lokasi perusahaan tidak dipindah dari Karanganyar. Alamat usaha tetap di Karanganyar. Supaya kalau ada pajak bisa lewat Karanganyar. Saya dukung ekspor, supaya berkembang lancar. Jika sudah baik, tentu akan menyerap tenaga kerja yang banyak,” tutur Bupati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif