SOLOPOS.COM - <b>KETHEK PUTIH</b><b> Kelompok seniman asal Wonogiri menampilkan atraksi <i>Anoman Si Kethek Putih</i><i> dalam karnaval yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Klaten ke-207, Selasa (26/7).</i></b>

Suara gemericik terdengar rancak di ruas Jl Pemuda Klaten, Selasa (26/7/2011) sore. Suara itu berasal dari gelang kaki dari pada penari Kelompok Seni Topeng Ireng dari Magelang yang ikut memeriahkan karnaval dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Klaten ke-207.

ANOMAN KETHEK PUTIH -- Kelompok seniman asal Wonogiri menampilkan atraksi Anoman Si Kethek Putih dalam karnaval yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Klaten ke-207, Selasa (26/7/2011). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dengan balutan pakaian nyentrik dan hiasan body painting, belasan penari itu menujukkan kebolehannya di hadapan Bupati Klaten, Sunarna serta para pejabat di podium kehormatan. Mereka menari di bawah iringan musik tradisional. Tepuk tangan penonton mengalir begitu mereka selesai melakukan berbagai atraksi.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karnaval kali ini lebih meriah dengan kehadiran sejumlah tamu undangan dari luar daerah seperti Magelang, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Solo, dan lain-lain. Siang itu, perwakilan Karanganyar mengusung maskot berupa Buta alias raksasa yang juga berukuran raksasa. Simbol keburukan itu diusung oleh para penari pria dan wanita dengan balutan pakaian adat Jawa. Perwakilan Wonogiri dan Solo mengusung pertunjukan Anoman Si Ketek Putih. Perwakilan Sukoharjo menampilkan atraksi penari jamu gendong.

Selain perwakilan dari luar daerah, sejumlah instansi pemerintahan dan swasta di Kabupaten Klaten juga ikut mengikuti karnaval yang digelar sekali dalam setahun itu. Namun penampilan sejumlah tamu undangan dari luar Klaten sore itu justru lebih mendapatkan sambutan meriah dari para penonton. “Dibandingkan perwakilan Klaten, perwakilan dari luar daerah justru lebih atraktif dalam menunjukkan kebolehannya. Saya terkesima dengan tari Anoman Si Kethek Putih dari Wonogiri. Kalau dari Klaten sepertinya konsepnya belum tergarap dengan maksimal,” kata Sukiman, 38, warga Kemalang, Klaten yang menyaksikan perhelatan tahunan itu.

Hal senada juga dikemukakan Wati, 40, warga Danguran, Klaten Selatan. Menurutnya, penampilan sejumlah tamu undangan dari luar daerah justru lebih memikat hatinya. “Mereka lebih kreatif. Berbeda dengan penampilan dari tuan rumah yang hanya menampilkan baris-berbaris, drumband. Akan lebih baik jika semua peserta karnaval bersaing untuk menunjukkan kebolehannya,” tandas Wati.

Selain instansi pemerintahan, karnaval itu juga dimeriahkan perwakilan sejumlah sekolah. Sore itu, para siswa SMA 1 Klaten menyuguhkan atraksi panjat tebing yang mengundang decak kagum penonton. Mereka juga menampilkan drumband serta kemampuan baris berbaris dari pasukan pengibar bendera (Paskibra).

Moh Khodiq Duhri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya