SOLOPOS.COM - Warung Mbak Cethit berada di seberang PT WJL Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Selasa (1/11/2022). Pemilik warung tersebut turut terdampak tak dilunasinya gaji karyawan. Hal itu disebabkan sejumlah karyawan masih punya utang yang belum dilunasi hingga sekarang. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pelaku usaha warung makan di dekat PT Wonogiri Jaya Lestari (WJL) di Desa Gunungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Sukses turut terdampak kasus penunggakan gaji karyawan perusahaan garmen tersebut. Hal itu lantaran sejumlah karyawan tidak mempunyai uang dan terpaksa berutang kepada pemilik warung.

Salah satu pemilik warung yang berlokasi di seberang jalan PT WJL Wonogiri, Mbah Cethit, 70, mengatakan banyak karyawan yang terpaksa mengutang di warungnya untuk sekadar makan. Meski saat ini PT WJL sudah tutup dan tidak beroperasi lagi, masih ada beberapa karyawan yang belum melunasi utang mereka.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Utang para karyawan kepada Mbah Cethit mulai puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Saat ini total nilai uang yang belum dibayarkan senilai Rp5,6 juta.

Beberapa dari mereka ada yang masih menyicil namun ada pula yang tidak membayar dan malah susah dihubungi.

“Pabriknya sudah tutup karena didemo karyawannya terus. Mereka minta gajinya dibayarkan. Ya bagaimana, tiga bulan bekerja cuma digaji berapa ratus ribu begitu tok. Kasihan, karyawan sampai utang di sini kalau makan,” kata Mbah Cethit ketika berbincang dengan Solopos.com di warungnya, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Ini Segudang Masalah di PT WJL Wonogiri hingga Tak Mampu Bayar Gaji Karyawan

Ketika pabrik beroperasi, lanjut dia, para karyawan sering makan di warung miliknya. Selain murah, letak warung Mbah Cethit juga mudah dijangkau para karyawan.

Lantaran gaji mereka tidak dibayarkan, para karyawan itu kerap mengutang kepada Mbah Cethit. Dia mengaku tidak tega tidak megutangi para karyawan itu. Apalagi ada beberapa karyawan yang berasal dari luar kota.

“Aku enggak tega kalau enggak memberi makan mereka meski belum bisa bayar. Kalau yang rumahnya sekitar sini mereka utang tapi sedikit. Soalnya mereka cuma makan siang di sini. Kalau yang rumahnya jauh bisa makan tiga kali sehari di sini. Ada beberapa orang sampai utangnya sampai Rp2 juta lebih,” ujar dia.

Mbah Cethit mengaku ikhlas membantu mereka. Kendati begitu, ia berharap jika karyawan itu sudah mendapatkan kerja yang lebih baik dapat menyisihkan gajinya untuk membayar utang.

Baca Juga: PT WJL Wonogiri Tak Mampu Bayar Karyawan, DPRD: Ada Indikasi Selewengkan Dana

Berbarengan akan dibukanya PT WJL, Juli 2022, Mbah Cithet merenovasi warungnya. Guna merenovasi itu, ia menggadaikan perhiasannya sebanyak 30 gram dengan uang gadai senilai Rp8 juta. Jatuh tempo penggadaian itu selama empat bulan.

“Padahal saya itu butuh juga buat nebus barang yang saya gadaikan itu. Maksud saya, kok ya tega gitu loh perusahaan tidak menggaji karyawannya. Sekarang kalau tidak salah ada delapan orang yang masih punya utang di sini,” ucap dia.

Dia menambahkan, para karyawan yang berasal dari luar kota justru masih ada itikad baik untuk membayar meski dengan cara dicicil dan terus menjalin komunikasi. Namun, ada pula karyawan lokal sampai saat ini susah dihubungi meski utangnya sampai jutaan.

Mereka biasanya makan soto atau nasi campur. Karyawan laki-laki, biasanya juga membeli rokok.

Baca Juga: PT PPI Wonogiri Santuni Keluarga Korban Kecelakaan Kerja Asal Karanganyar

“Kadang mereka tidak sadar dan kaget kalau saya tunjukkan utangnya. Padahal setiap mereka utang, saya menyuruh mereka untuk menuliskan sendiri di buku. Itu jadi alat bukti,” kata Mbah Cethit.

Dia mengatakan tidak hanya warung miliknya saja yang terimbas. Warga di sekitar pabrik yang memiliki kos atau kontrakan pun turut terimbas.

Ada beberapa karyawan yang belum juga membayar sewa kos karena belum menerima gaji dari PT WJL.

“Pernah para karyawan itu nyicil bayar Rp100.000 ketika mereka dapat gaji Rp400.000 dari PT WJL,” imbuh wanita yang kerap dipanggil Mbah Uti oleh para karyawan itu.

Baca Juga: Berhadiah Seekor Sapi, Ribuan Orang Ikuti Jalan Sehat di Jatisari Wonogiri

Salah satu eks karyawan PT WJL, Indri Purwati, membenarkan hal tersebut. Banyak karyawan yang terpaksa mengutang ke di warung Mbah Cethit lantaran belum menerima gaji dari PT WJL.

“Iya, sampai warung di depannya juga terimbas. Mereka enggak punya uang untuk sekadar makan,” kata Indri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya