SOLOPOS.COM - Ilustrasi pita peduli HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO–Mengacu Data Dinas Kesehatan Kota Solo pada 2023, kenaikan kasus baru HIV/AIDS di Kota Bengawan meningkat 68,5% atau 209 orang dari 2022 sebanyak 124 kasus.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo meminta warga termasuk ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) untuk tidak menutup mata, yakni dengan terus menjaga pola hidup sehat dan melakukan tes sekaligus melapor bila terindikasi gejala HIV/AIDS.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Informasi yang dihimpun Solopos.com, penemuan kasus baru HIV/AIDS pada 2023 terbanyak terjadi di Kecamatan Jebres dengan 80 kasus. Disusul Kecamatan Banjarsari 70 kasus, Kecamatan Laweyan 45 kasus, Kecamatan Pasar Kliwon 12 kasus, dan Kecamatan Serengan 2 kasus.

Ketua KPA Solo, Tommy Prawoto, mengungkapkan tingginya kasus baru HIV/AIDS di Solo pada 2023 bisa dilihat dalam dua perspektif. Pertama, ini menjadi masalah karena ternyata pengetahuan sebagian masyarakat Solo tentang HIV/AIDS masih rendah.

Kedua, bisa menjadi sinyal positif karena ODHA di Solo mulai berani melaporkan atau melakukan tes sehingga otomatis angka kasusnya bisa lebih banyak.

“Jika melihat angka demikian tentu bisa dianggap sebagai masalah karena menjadi cermin bahwa ternyata sebagian masyarakat Solo masih belum memahami kaitannya dengan HIV/AIDS sehingga angkanya bertambah. Namun, hal itu juga bisa menjadi sinyal bagus karena para ODHA sudah mulai tidak segan untuk melapor ke pihak terkait bahwa dirinya terindikasi atau memang sudah positif HIV/AIDS, sehingga nantinnya penanganannya lebih terjamin,” ungkap Tommy Prawoto, ketika ditemui Solopos.com, Senin (4/3/2024), .

Namun begitu, Tommy Prawoto bersama KPA Solo akan terus menggeber edukasi kepada masyarakat di semua kalangan agar kasus HIV/AIDS bisa terus ditekan.

Saat ini KPA memiliki WPA (Warga Peduli Aids) yang rutin melakukan sosialiasi pada masyakarat Solo di 5 kecamatan, 54 kelurahan, hingga tataran PKK, RW, dan RT.

KPA Solo pada 2030 menargetkan 95% warga Solo bisa tersosialiasi terkait HIV /AIDS. Mereka juga bakal berbagai pihak seperti komunitas, pemerintah, hingga masyarakat untuk mengatasi persoalan ini bersama-sama.

Bagi masyarakat rentan atau orang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS seperti pekerja seks, pemakai narkoba, wanita hamil, dan gay atau biseksual, Tommy berharap agar mereka melakukan tes di layanan kesehatan seperti puskesemas atau rumas sakit. Karena biaya pengecekan HIV/AIDS gratis karena sudah ditanggung pemerintah.

Dengan tes maka proses pendataan dan tindakan medis ke depannya akan jauh lebih terukur bagi para ODHA. Ditambah KPA juga akan lebih mudah melakukan pengawasan dan bantuan tertentu bagi ODHA bila menemui permasalahan selama masa pengobatan.

“Dengan tes kan kami jadi tahu, berapa yang terjangkit, bagaimana penanganannya, bagaimana pola pengawasannya, dan masih banyak dampak positifnya lagi. Jadi untuk warga Solo yang merasa bergejala, masuk kelompok rentan, atau warga biasa sekalipun jangan malu dan takut untuk tes.” ungkapnya.

Selain tes, Tommy juga berpesan agar masyarakat Solo untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti tidak ganti-ganti pasangan seks, menjauhi narkoba, dan menggunakan pengaman atau kondom bila berhubungan seks dengan orang yang berisiko terinfeksi HIV/AIDS.

Ia juga menekankan agar masyarakat jangan memberi stigma buruk atau bahkan mengucilkan ODHA dalam kehidupan sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya