Soloraya
Kamis, 16 Juli 2020 - 19:44 WIB

Kasus Covid-19 di Klaten Meledak, Bupati Perintahkan Camat Catat Warga yang Mondar-Mandir

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggunaan masker mencegah virus corona. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Setelah jumlah kasus positif Covid-19 meledak, Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Klaten meminta gugus tugas di tingkat kecamatan, desa, hingga RT/RW memasifkan kembali kegiatan pencegahan Covid-19. Salah satunya dengan mendata warga yang kerap mondar-mandir di luar kota.

Kasus positif Covid-19 di Klaten bertambah 20 dengan satu orang meninggal dunia dalam sehari yang diumumkan pada Rabu (15/7/2020). Diduga, diantara 20 orang itu, ada yang terpapar Covid-19 setelah menjenguk pasien yang belakangan hasil tes swab dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Advertisement

Hari Ini Dalam Sejarah: 16 Juli 1918, Kaisar Terakhir Rusia Dibunuh Bolshevik

Pasien yang dinyatakan positif itu diketahui bekerja di luar Klaten. Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Klaten, Sri Mulyani, mengatakan seluruh camat diperintahkan berkoordinasi dengan gugus tugas desa dan RT/RW di wilayah masing-masing.

Advertisement

Pasien yang dinyatakan positif itu diketahui bekerja di luar Klaten. Ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Klaten, Sri Mulyani, mengatakan seluruh camat diperintahkan berkoordinasi dengan gugus tugas desa dan RT/RW di wilayah masing-masing.

"Seluruh camat sudah saya minta mendata warga di wilayahnya yang bekerja mondar-mandir di luar Klaten," kata Mulyani saat ditemui Solopos.com di Desa Bendan, Kecamatan Manisrenggo, Kamis (16/7/2020).

Pendataan dilakukan melalui gugus tugas RT/RW di wilayah masing-masing. Selain pendataan, gugus tugas diminta memastikan kondisi kesehatan warga yang memiliki mobilitas tinggi tersebut agar kasus Covid-19 di Klaten tak meledak lagi.

Advertisement

Pemudik

Gugus tugas desa serta RT/RW juga diminta memperketat pengawasan para pemudik.

"Ada 26.000an pemudik yang datang ke Klaten. Kalau masih ada pemudik yang datang, mereka harus isolasi mandiri dan harus terpisah dari keluarga. Kalau memang tidak ada tempat, mungkin pemerintah desa sudah ada tempat yang disediakan untuk isolasi mandiri. Kalau pemudik itu tidak mau karantina mandiri, tidak boleh pulang ke Klaten," kata sang bupati.

Valentino Rossi Gabung Petronas Yamaha, Tapi Belum Tanda Tangan

Advertisement

Orang nomor wahid di Pemkab Klaten itu juga meminta agar rumah sakit tetap menerapkan aturan yang ketat terutama soal pembesukan pasien. Lagi-lagi, hal itu demi menghindari kasus Covid-19 di Klaten meledak kembali.

"Kalau kemarin itu seluruh rumah sakit tidak menerima besuk pasien. Kalau sekarang besuk pasien dibatasi dan itupun kalau mau besuk harus pakai surat keterangan," urai dia.

Sri Mulyani menjelaskan penerapan sanksi pengamanan KTP kepada warga yang kedapatan tak memakai masker ketika di luar rumah tetap diterapkan. Hanya saja, sanksi tersebut bakal dipertegas lagi.

Advertisement

"Kalau kemarin warga yang kedapatan tidak mengenakan masker KTP disita dan hari itu juga KTP bisa diambil. Kalau sekarang tidak. Mungkin [selama] satu pekan KTP akan disita. Kalau sanksi nominal uang sampai sekarang saya belum berani ke arah itu karena kondisi ekonomi masyarakat juga sedang sulit," kata dia.

Harapan

Lebih lanjut, Sri Mulyani berharap upaya pencegahan gugus tugas dari semua tingkatan bisa mencegah jumlah kasus Covid-19 di Klaten meledak lagi. Dia juga berharap warga bisa semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Harapan saya dengan memasifkan kembali gugus tugas di tingkat RT dan RW, Klaten bisa keluar dari zona yang tidak enak ini," kata dia.

Peringkat Covid-19 Dunia: China Terus Menurun, Hampir Disalip Indonesia

Sementara itu, Camat Manisrenggo, Rahardjo Budi Setiyono, mengatakan pendataan warga yang mondar-mandir ke luar Klaten segera dilakukan bersama gugus tugas desa serta RT dan RW. Rahardjo mengatakan di wilayah Manisrenggo banyak pelaju atau warga yang bekerja di luar Klaten.

"Kalau ada [pelaju] yang sakit saya kira tidak perlu dijenguk dulu. Karena dipastikan dulu sakitnya apa oleh rumah sakit," kata Rahardjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif