Solopos.com, KARANGANYAR -- Salah satu pimpinan DPRD Karanganyar mendesak Pemkab membuka gedung Balai Latihan Kerja atau BLK setempat sebagai rumah isolasi pasien Covid-19.
BLK Karanganyar berada di Jalan Karanganyar-Tawangmangu, Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan. Sebagai informasi, asrama BLK Karanganyar pernah menjadi tempat isolasi bagi tenaga kesehatan (nakes) RSUD Karanganyar pada awal pandemi Covid-19.
Mereka menjalani isolasi mandiri di tempat itu sampai dinyataka sembuh. Wacana menjadikan BLK Karanganyar sebagai tempat isolasi mandiri disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, Tony Hatmoko.
Tambah 254 Kasus Dalam 3 Hari, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Kini Capai 2.880 Orang
Tambah 254 Kasus Dalam 3 Hari, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Kini Capai 2.880 Orang
Menurut Tony, Pemkab Karanganyar harus mengambil kebijakan ekstra apabila melihat persebaran Covid-19 saat ini, salah satunya membuka rumah isolasi bagi pasien positif.
"Saya mendesak dalam waktu dekat pemerintah buka rumah isolasi BLK Karanganyar. Kalau pemerintah tidak lekas pasang kuda-kuda nanti pelayanan kesehatan RSUD Karanganyar terganggu [kewalahan karena membeludak]," kata Tony kepada Solopos.com melalui telepon, Minggu (6/12/2020).
Perinciannya, 428 orang dalam perawatan, 1.149 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 98 orang meninggal dunia. Karena itulah, ia menilai Pemkab perlu membuka BLK untuk rumah isolasi pasien Covid-19.
Mengenai penyebab meledaknya kasus Covid-19, ia menduga ada beberapa hal. "Musim atau cuaca juga berpengaruh. Kedua, masyarakat jenuh dan mereka harus memenuhi kebutuhan hidup. Ketiga, orang boleh gelar hajatan dan lain-lain artinya boleh berkerumun," tuturnya.
Selain tiga hal itu, Tony mengaku beberapa kali mendengar keluhan masyarakat terkait penerapan isolasi mandiri dalam rumah masing-masing. Isolasi mandiri itu, menurutnya, menimbulkan persoalan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri itu maupun lingkungan sekitar.
Mobil Tabrak Motor Di Jalan Tawangmangu-Karanganyar, Kakek-Kakek Terpental ke Jalan
Pemicunya beragam, seperti pemenuhan kebutuhan selama isolasi mandiri hingga penerapan lockdown dalam lingkungan sekitar warga yang menjalani karantina mandiri. "Keadaan lapangan karantina mandiri itu memunculkan pro kontra," jelasnya.
Dengan adanya rumah isolasi bagi pasien Covid-19 Karanganyar, harapannya dapat menekan dampak lingkungan. Orang yang menjalani karantina mau tidak mau harus meminta tolong orang sekitar lingkungan rumah untuk pemenuhan kebutuhan karena tidak bisa ke mana-mana.
Akan berbeda apabila Pemkab menyiapkan rumah isolasi. Tony berharap Pemkab dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjalani isolasi mandiri dalam rumah isolasi.
Tutup Hampir 9 Jam, Akses Tawangmangu Via Karangpandan Karanganyar Akhirnya Kembali Dibuka
Pada sisi lain, rumah isolasi ia harapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat melaksanakan protokol kesehatan dan taat terhadap aturan selama karantina mandiri.
"Makanya kalau ada rumah isolasi lebih enak mengawasi. Masyarakat tidak semaunya sendiri. Fasilitas BLK Karanganyar memadai, lingkungan layak, pemerintah bisa kasih pasokan dan pelayanan kesehatan enak. Tempat itu bisa untuk isolasi yang bergejala maupun tidak, silakan atur. Yang penting rumah isolasi dibuka," ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga mengingatkan Pemkab tentang kapasitas pelayanan kesehatan RSUD Karanganyar. Ia khawatir peningkatan kasus Covid-19 dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan rumah sakit pelat merah itu.