Soloraya
Jumat, 17 Juli 2020 - 07:00 WIB

Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Wali Kota Solo Buka Peluang Lockdown Lokal

Mariyana Ricky P.d  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. (Instagram)

Solopos.com, SOLO -- Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo membuka peluang lockdown skala lokal di Kota Bengawan menyusul melonjaknya jumlah kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Catatan Solopos.com, dalam dua hari terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Kota Solo terus melonjak. Selain itu, klaster-klaster baru penularan virus corona juga bermunculan.

Advertisement

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatatkan 29 kasus baru pada Rabu (15/7/2020). Sehari sebelumnya atau pada Selasa (14/7/2020) juga ada tambahan 18 orang. Pada Kamis (16/7/2020), bertambah lagi 23 kasus.

4 Nakes Positif Corona, Puskesmas Jayengan Solo Tutup Sepekan

Advertisement

4 Nakes Positif Corona, Puskesmas Jayengan Solo Tutup Sepekan

Tambahan kasus baru itu terbagi menjadi beberapa klaster, meliputi Klaster Kupat Tahu, Klaster Pasar Harjodaksino, Klaster Penumping-Karangasem, dan Klaster Nakes RSUD dr Moewardi. Selain itu, terdapat pula kasus pengembangan dari tracing dan kasus mandiri.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, membuka peluang karantina atau lockdown lokal di wilayah temuan kasus-kasus itu. Klaster Kupat Tahu, misalnya, berpusat di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan.

Advertisement

Solo Tambah Lagi 23 Kasus Positif Covid-19, Nakes Masih Mendominasi

“Kami sudah pernah melakukan karantina wilayah saat Klaster Joyotakan dulu dan berhasil. Terputus rantainya, enam orang sembuh semua. Kemudian Pembatasan Kegiatan Masyarakat [PKM] sebenarnya juga sudah kami lakukan,” kata dia kepada wartawan, Kamis (16/7/2020).

Namun demikian, kata Wali Kota Solo itu, kegiatan yang paling penting untuk mengiringi karantina atau lockdown lokal itu adalah tracing yang dilanjutkan uji swab. Tracing ini untuk kontak erat dan kontak dekatnya.

Advertisement

Lingkup RT/RW

Karantina wilayah tersebut bisa hanya menyasar lingkup RT/RW atau tidak seluruh wilayah kelurahan karena terlalu luas. Namun, karantina seluruh kelurahan bisa dilakukan jika kasusnya terlampau tinggi.

Rekor! Positif Covid-19 Boyolali Catat Penambahan 32 Kasus Baru

Rudy mengatakan tengah memetakan lokasi mana saja di Kota Solo yang bisa menerapkan lockdown lokal. “Jebres, Mojosongo, Purwosari, nanti akan kami cek. Gabungan RT/RW diisolasi agar tidak menyebar virusnya,” beber Rudy.

Advertisement

Ia mengaku prihatin dengan munculnya klaster-klaster baru itu. Namun, tidak semuanya murni transmisi lokal. Salah satunya Klaster Penumping-Karangasem.

Klaster itu merupakan pengembangan dari pasien anak asal Semarang yang berkunjung ke Solo. Dia terkonfirmasi positif kemudian dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Solo.

Teguh Prakosa Soal Berpasangan Dengan Gibran di Pilkada Solo: Saya Pernah Muda, Jadi Luwes Saja

Selain lockdown lokal, Wali Kota Solo itu menyebut kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga penting dilakukan agar tidak muncul klaster lain. Gugus Tugas terus menolak izin kegiatan yang kemungkinan mendatangkan kerumunan.

“Taman Jaya Wijaya ditutup sementara karena membandelnya masyarakat. Kami barikade dengan separator dari Dinas Perhubungan [Dishub) biar enggak ada yang masuk,” kata dia.

Aman Dari Covid-19, PGS Solo Tetap Buka Dengan Protokol Kesehatan

Ihwal klaster nakes RSUD dr Moewardi, Rudy mengaku sangat menyayangkan. Sebagai benteng terakhir melawan virus SARS CoV-2, terpaparnya nakes adalah kekalahan rakyat.

“Nakes adalah benteng terakhir yang merawat masyarakat yang terpapar virus. Kalau nakesnya bertumbangan nanti yang merawat masyarakat siapa. Makanya bareng-bareng menerapkan protokol kesehatan demi diri sendiri dan orang lain,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif