Soloraya
Kamis, 16 Juli 2020 - 13:47 WIB

Kasus Covid-19 Solo Meledak, Klaster Nakes dan Bakul Tahu Kupat Mendominasi

Mariyana Ricky P.d  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO – Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Solo melonjak dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan pasien Covid-19 Solo berasal dari empat klaster, salah satunya bakul tahu kupat di Purwosari.

Adapun keempat klaster penularan Covid-19 di Solo yang terbaru adalah tenaga keseharan RSUD dr Moewardi, bakul tahu kupat Purwosari, Pasar Hardjodaksino, dan Penumping-Karangasem. Berdasarkan catatan Gugus Tugas Covid-19, klaster tenaga kesehatan RSUD dr Moewardi Solo mendominasi dengan total 32 kasus Covid-19.

Advertisement

Sementara klaster penularan Covid-19 dari bakul tahu kupat di Purwosari, Solo, tercatat memiliki 16 kasus. Selanjutnya empat kasus dari klaster Pasar Hardjodaksino. Serta enam kasus dari klaster Penumping-Karangasem.

Klaster Bakul Tahu Kupat Solo Menyebar, Tukang Becak Ikut Terpapar 

Klaster bakul tahu kupat di Purwosari, Solo, patut diwaspadai lantaran kontak eratnya bukan hanya di Solo, tetapi juga Boyolali, Sragen, hingga Karanganyar. Berdasarkan hasil tracing, pasien Covid-19 dari klaster tahu kupat di Purwosari, Solo, itu tercatat ada sembilan orang pada Selasa (14/7/2020).

Advertisement

Jumlah kasus bertambah enam pada Rabu (15/7/2020) yang merupakan keluarganya di Kelurahan Purwosari. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan angka penularan klaster tahu kupat Purwosari terbilang tinggi.

Dengan penambahan kasus dari empat klaster tersebut, hingga Rabu tercatat total kumulatif 100 pasien Covid-19 di Solo. Adapun penambahan pasien positif kemarin jumlahnya 29 orang, sehingga total kumulatif 100 pasien. Perinciannya 41 sembuh, 5 meninggal, 32 rawat inap, dan 22 kaarantina mandiri.

Ajian Bolo Sewu dan Misteri Kekuatan Giman Ngawi Geser Rumah dalam Sekejap 

Advertisement

Lockdown

Melihat lonjakan kasus possitif Covid-19 di Solo, pakar epidemologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyarankan pemerintah melakukan lockdown lokal. Lonjakan kasus ini kemungkinan terjadi karena masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

Menurut Pandu Riono, tindakan yang dilakukan untuk mengatasi Pandemi Covid-19 ini harus dilakukan secara ketat. Begitu ada satu kasus positif Covid-19 harus dilacak minimal 25 orang yang kemungkinan telah kontak langsung. Semakin banyak yang ketahuan justru menurutnya semakin baik karena penularan Covid-19 bisa dicegah.

Rebutan Tanah 3 Meter, Pak RT dan Warga di Kedawung Sragen Saling Gempur 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif