Soloraya
Rabu, 28 Desember 2022 - 12:30 WIB

Kasus Covid di Boyolali Menurun Jelang Akhir Tahun, Dinkes Imbau Tetap Prokes

Nimatul Faizah  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, saat berada di meja kerjanya, Rabu (28/12/2022). Ia mengungkapkan kasus Covid-19 di Boyolali mengalami tren penurunan. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Kasus Covid-19 di Boyolali menunjukkan tren penurunan menjelang akhir 2022 ini. Walaupun begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan update penambahan kasus Covid-19 menunjukkan penurunan akhir tahun ini.

Advertisement

“Sempat beberapa kali tambahan nol kasus begitu. Terus kemarin juga tambahan satu kasus, kalau November itu sempat tambah lima kasus juga, tambahannya banyak-banyak. Kalau sekarang sedikit,” ungkapnya kepada Solopos.com saat ditemui di kantornya, Rabu (28/12/2022).

Walaupun begitu, ia mengimbau kepada masyarakat menjelang akhir tahun 2022 yang akan bepergian untuk selalu taat prokes. Tak hanya itu, Puji juga meminta masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Advertisement

Walaupun begitu, ia mengimbau kepada masyarakat menjelang akhir tahun 2022 yang akan bepergian untuk selalu taat prokes. Tak hanya itu, Puji juga meminta masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Ia mengungkapkan pada Jumat (23/12/2022) kemarin, Dinkes mendapatkan dropping vaksin Covid-19 jenis Pfizer sebanyak 1.200 dosis. Jumlah tersebut sudah dibagikan ke seluruh Puskesmas yang ada di Boyolali.

Baca juga: Vaksin Pfizer untuk Anak 6 Bulan Mampu Cegah Covid-19

Advertisement

Puji menilai saat ini masyarakat banyak yang mencari vaksin karena syarat perjalanan yang mewajibkannya. Padahal, jelas dia, dulu Dinkes Boyolali kesulitan untuk meminta masyarakat melakukan vaksin.

Wacana Pencabutan PPKM

Kadinkes Puji menanggapi tentang Presiden Joko Widodo yang mencuatkan pencabutan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut masih sebatas wacana.

Advertisement

“Jadi Pak Presiden masih menunggu hasil penelitian epidemiologis dari epidemiolog yang ada di Kementerian Kesehatan atau Kemenkes. Kalau kami yang di daerah kan hanya menunggu,” ujarnya.

Baca juga: Cukai Rokok Naik 10% pada 2023, Dinkes Boyolali: Tidak Berdampak pada Perda KTR

Puji mengatakan jika nanti PPKM benar-benar dicabut maka pelaksanaan prokes juga harapannya masih ditegakkan. Ia menjelaskan misal pun PPKM dicabut, WHO belum mencabut status pandemi Covid-19.

Advertisement

Menurutnya, dicabut atau tidaknya PPKM di Indonesia, prokes yang telah menjadi kebiasaan yang baik tidak ada salahnya untuk terus ditegakkan.

Wong prokes kalau jadi kebiasaan nanti kita semua bisa terhindar dari virus apa pun, enggak hanya Covid-19. Kalau saya selaku Kepala Dinas Kesehatan ya berharapnya masyarakat tetap prokes, pakai masker, hindari kerumunan,” kata dia.

Puji menilai ketika nanti PPKM benar-benar dicabut, maka nantinya masing-masing individu memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri sendiri. Terlebih lagi, dia menyebut beberapa negara juga mengalami kenaikan kasus pada akhir 2022 ini.

“Ini isunya di China dan Jepang kan kasusnya mulai muncul lagi. Jadi yang namanya virus kan selalu bermutasi, harapannya kalau mutasi itu yang melemahkan. Namun, ini ahli virologi juga masih melakukan studi. Paling bagus sih tetap prokes,” kata dia.

Baca juga: Masuk Daftar Terlarang BPOM, Dinkes Boyolali Tarik 69 Obat Sirop di Puskesmas

Sementara itu, berdasarkan laman https://dinkes.boyolali.go.id/covid19 per Selasa (27/12/2022) terdapat tambahan satu kasus Covid-19 dari Kecamatan Boyolali. Sehingga total terdapat 3 kasus aktif di Boyolali dengan rincian 1 dirawat dan 2 isolasi mandiri.

Kabupaten Boyolali juga memiliki skor IKM atau indeks kesehatan masyarakat 2,51 sehingga menjadi zona risiko rendah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif