Soloraya
Rabu, 7 September 2011 - 16:07 WIB

Kasus DBD di Sukoharjo menurun, daerah endemis meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Petugas melakukan fogging di Laweyan, Solo, Kamis (21/1/2010). Hal itu untuk mengatisipasi wabah demam berdarah. (dok Solopos)

Sukoharjo (Solopos.com)--Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sukoharjo tahun ini menurun jumlahnya dibandingkan kasus pada tahun lalu. Namun, daerah endemis DBD mengalami penambahan.

Advertisement

Terdapat dua kecamatan di Sukoharjo, yakni Kartasura dan Grogol yang disorot Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo karena ditengarahi memiliki banyak wilayah endemis itu.

“Terhitung pada 2010, ada 68 daerah endemis di seluruh Sukoharjo. Itu meningkat dibanding tahun sebelumnya yanki 56 endemis,” kata Kasi Pengedalian Penyakit DKK Sukoharjo, Tuti Karyaningsih mewakili Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK setempat, Rustiningsih, Rabu (7/9/2011) siang.

Mengenai dua wilayah yang disorot itu, lanjut Tuti, dikarenakan memiliki karakter padat penduduk berikut juga permukimannya. Hal itu dikatakannya lebih mendorong penyebaran DBD lewat vektornya.

Advertisement

“Kami tidak menutupi data bertambahnya daerah endemis karena justru permasalahan bisa terpantau dan menunjukan pendataan oleh survelen kami di Puskesmas terus memperbarui data,” jelasnya.

Mengenai kondisi itu, dia menyatakan DKK telah mengambil langkah dengan penyegaran kembali para kader penyuluh.  Dikatakan Tuti, DBD terhitung sampai Agustus 2011 berjumlah 88 kasus. Sementara perhitungan pada 2010 lalu sampai Agustus adalah 346 kasus.

“Tahun ini tak ada kematian untuk kasus DBD beda dalam tahun sebelumnya ada 10 kasus berujung kematian,” tambahnya.

Advertisement

(ovi)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif