SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Solopos.com, KLATEN–Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten terhitung masih tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat kembali mengingatkan soal rutinitas melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing rumah.

Tak hanya satu kali, Dinkes mengimbau agar kegiatan PSN bisa dilakukan dua kali dalam sepekan. Berdasarkan data yang dihimpun di Dinkes Klaten, jumlah total kasus DBD hingga pekan ke-21 2024 tercatat sebanyak 633 kasus.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Total angka kematian mencapai 27 orang dengan rentang usia mulai dari lima bulan hingga 54 tahun. Mayoritas kasus kematian pada rentang usia anak.

Jika dibandingkan pekan yang sama pada 2023, ada peningkatan kasus. Pada 2023 hingga pekan ke-21 tercatat ada 174 kasus DBD dengan 10 kasus kematian.

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan dalam pekan ini jumlah kasus DBD tercatat ada 80 kasus dengan angka kematian nihil. Alhasil, jika ditotal angka kasus DBD di Klaten sejak awal 2024 hingga kini sekitar 713 kasus.

Anggit mengakui angka kasus DBD terhitung tinggi. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan angka kasus tersebut. Upaya yang paling efektif untuk mencegah kasus DBD yakni PSN dengan rutin membersihkan bak penampungan air.

Dari hasil evaluasi, lanjut Anggit, masih ditemukan jentik-jentik nyamuk. “Itu ditandai dari persentase yang semestinya 95 persen bebas jentik-jentik, kadang-kadang masih 80 persen bahkan di bawah 80 persen di satu wilayah. Sehingga harapannya tetap dilakukan PSN sepekan dua kali,” kata Anggit saat ditemui di GOR Gelarsena Klaten, Rabu (5/6/2024) sore.

Tak sekadar dibuang airnya dan diganti dengan air yang baru, Anggit mengimbau agar pembersihan tempat penampungan air dilakukan dengan disikat.

“Sebenarnya Jumantik [juru pemantau jentik] di masing-masing wilayah rutin mengecek. Dan harapan kami di masing-masing rumah ada Jumantik. Harapannya PSN bisa rutin dilakukan,” ungkap Anggit.

Disinggung kemungkinan ada stikerisasi di rumah yang masih ditemukan jentik nyamuk, Anggit menilai hal itu masih belum diperlukan. “Kami tingkatkan kesadaran masyarakat. Saat ini masyarakat sudah semakin peka dan saya yakin tidak ada yang mau dalam kondisi yang sama,” kata Anggit.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menekankan agar gerakan pemantauan PSN hingga aksi pembersihan bak penampungan air dari jentik-jentik nyamuk bisa terus digencarkan. Gerakan itu diharapkan bisa dilakukan hingga ke lingkup RT/RW serta masing-masing rumah tangga.

“Masyarakat kami imbau apabila mengalami gejala demam, panas segera periksa ke Puskesmas atau klinik-klinik terdekat sebagai upaya pencegahan lebih dini,” kata Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya