Soloraya
Kamis, 21 Februari 2013 - 21:21 WIB

KASUS DIPTA ANINDITA: Paguyuban Putra-Putri Solo Introspeksi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dipta Anindita, Putri Solo 2008

Dipta Anindita, Putri Solo 2008

SOLO–Kasus korupsi simulator kemudi Irjen Djoko Susilo yang menyeret Putri Solo 2008 Dipta Anindita membuat paguyuban Putra Putri Solo lebih selektif menyelenggaran kegiatan ini. Pembina Paguyuban Putra-Putri Solo (PPS), Ray Febri Hapsari Dipokusumo, Kamis (21/2/2013), mengatakan pemilihan Putra Putri Solo selanjutnya bakal lebih selektif.

Hal ini disampaikan Febri saat diminati tanggapannya terkait pencekalan yang dilakukan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) atas Puteri Solo 2008, Dipta Anindita. Dipta dicekal KPK terkait dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM), yang melibatkan suaminya Djoko Susilo.
Febri, mengaku pihaknya bakal lebih berhati-hati  dalam memilih calon PPS selanjutnya. Pasalnya, kasus yang menimpa Dipta ini telah menurunkan citra PPS di mata publik. “Ini akan jadi introspeksi bagi kami, paguyuban dan Disbudpar [Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo]. Pemilihan PPS bukannya diperketat, tapi bakal dilakukan lebih selektif lagi,” ucapnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis.
Meski demikian, Febri, menjelaskan kalau kasus yang dialami Dipta ialah sebuah kecelakaan dan baru terjadi kali pertama. Menurutnya selama ini banyak juga mantan PPS yang sukses berkarier.
Senada, Ketua Paguyuban PPS, Oktavia Ninditasari, Kamis, menjelaskan kasus yang menimpa Dipta itu sangat menurunkan citra Paguyuban PPS. Ia mengaku saat ini sejumlah anggota PPS tengah berusaha mengembalikan citra tersebut dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Ia juga sering mewanti-wanti seluruh anggota PPS untuk menyikapi sejumlah opini publik terkait PPS dengan kepala dingin.
Oktavia menguraikan tak hanya opini miring tentang PPS yang sering ia dengar. Ia berkisah beberapa waktu lalu ia sempat dilapori salah satu anggota PPS kalau ada salah satu oknum yang melecehkan PPS di jejaring sosial. “Katanya pas ada acara di Balaikota, dia [salah satu anggota PPS] diperlihatkan mention di twitter yang mengatakan kalau ingin mencari simpanan pejabat cari di PPS,” ceritanya saat ditemui di Kalimilk, Laweyan, Kamis.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif