SOLOPOS.COM - Oktaviano Nugroho, 5, asal Desa Kebondalem Lor, Prambanan dipangku ayahnya bernama Sugiyantoro, 31, di salah satu bangsal RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Rabu (18/2/2015). Bocah tersebut mengalami gizi buruk. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kasus gizi buruk di Klaten mengkhawatirkan karena masih ada 479 anak balita menderita gizi buruk.

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 479 anak balita di Klaten dalam kondisi gizi buruk. Sementara 2.890 anak balita lainnya mengalami kurang gizi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Sri Sundari Indriastuti, mengatakan banyak faktor yang melatarbelakangi anak balita mengalami gizi buruk.

Selain kurang asupan makanan dan faktor penyakit, minimnya perhatian orang tua turut andil membuat anak balita mengalami gizi buruk.

“Perlu ada keterlibatan orang tua dalam memberikan gizi kepada anak. Kebiasaan makanan yang tidak dikontrol karena sang anak tidak mendapat teladan makanan yang baik dan bergizi dari orangtua bisa membuat anak kekurangan gizi,” jelas dia saat ditemui wartawan di Dinkes Klaten, Jumat (20/3/2015).

Berdasarkan data yang diperoleh , jumlah balita di Kabupaten Klaten hingga akhir 2014 silam mencapai 84.476 orang. Sebanyak 3% atau 2.890 balita mengalami kurang gizi. Sementara, 0,5% atau 479 balita dalam kondisi gizi buruk.

Sebagian gizi buruk dialami balita setelah menderita penyakit seperti TBC atau infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Sementara, 1,1% atau 1.002 balita mengalami kelebihan gizi yang rentan mengidap penyakit diabetes melitus dan hipertensi ketika dewasa.

Sri Sundari mengatakan penanganan gizi kepada anak balita semestinya diberikan sejak kelahiran. Salah satunya yakni pemberian asupan air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan setelah kelahiran.

Selain itu, pemeriksaan rutin ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga menjadi bagian penting guna mengontrol kondisi tumbuh kembang serta berat badan yang menjadi indikator perkembangan kesehatan balita.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Klaten, Edy Hartanta, menjelaskan pemkab terus berupaya memberikan perhatian dan pelayanan kepada anak mengalami kekurangan gizi serta gizi buruk.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengakomodasi pelayanan kesehatan warga melalui jaminan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya