SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Kasus dugaan korupsi perumahan bersubsidi Griya Lawu Asri (GLA) dan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) Bupati yang dinilai banyak copy paste, disorot dalam Rapat Paripurna Dewan, Kamis (18/3).

Rapat paripurna ini digelar untuk menanggapi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Karanganyar Tahun 2009 yang dibacakan Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih, Rabu (17/3)
Dalam tanggapannya, Fraksi Golongan Karya (Golkar) meminta kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karanganyar agar mengawal kasus GLA hingga tuntas.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam laporan yang ditandatangani oleh Ketua Fraksi Golkar, AW Mulyadi tersebut, Fraksi Golkar menilai kasus perumahan dan pemugaran rumah Griya Lawu Asri yang berlokasi di Desa Jeruksawit, Gondangrejo itu mirip dengan skandal kasus Bank Century. Apalagi, DPRD Karanganyar juga telah sepakat untuk menyikapi kasus tersebut diselesaikan melalui jalur hukum, bukan melalui pembentukan panitia khusus (Pansus).

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Karanganyar yang juga anggota DPRD dari Golkar, Juliyatmono menyatakan, pengawalan tersebut diperlukan agar kasus tersebut tidak keluar dari koridor hukum.

“Harus on the track dan harus diusut tuntas,” katanya saat ditemui wartawan seusai rapat paripurna. Lebih lanjut, ia menerangkan, secara organisasi, siapa pun orang yang terlibat dalam kasus GLA harus diusut.

Terlebih lagi, kata Juliyatmono, pada 2005 DPRD pernah mengimbau kepada Toni Haryono, suami Bupati, agar tidak mencampuri urusan pemerintahan dalam bentuk apapun. Dan pada 2006, DPRD pernah mengajukan hak interpelasi tentang GLA.

Sementara itu, Fraksi Keadilan Sejahtera (FKS) menilai sebagian LKPj Bupati tersebut banyak yang meniru LKPj tahun 2008 dan tidak ada pembaruan data.

Disebutkan oleh juru bicara FKS, Anwar Abdulgani, sebagian isi buku II LKPj Bupati tahun 2009 hanya copy paste dari buku LKPj tahun 2008.
Data-data yang tidak sesuai dengan perkembangan fakta antara lain kondisi geografis, demografis dan potensi unggulan daerah.  Dilihat dari kondisi geografis, kata Anwar, tentu banyak tanah kering yang beralih fungsi menjadi bangunan. Data demografis juga demikian, sama dengan tahun lalu.

m87

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya