Soloraya
Senin, 7 November 2022 - 22:09 WIB

Kasus Guru Tampar Murid di Boyolali, Disdikbud: Sanksi untuk Guru Tunggu Bupati

Nimatul Faizah  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para siswa saat menandatangani deklarasi Sekolah Ramah Anak di SMPN 1 Sawit, Senin (7/11/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, mengatakan pelaku maupun korban kasus guru tampar murid di SMPN 1 Sawit Boyolali sudah mulai beraktivitas normal di sekolah. Sanksi untuk guru masih menunggu bupati.

Sebelumnya orang tua korban memaafkan sang guru dengan beberapa syarat, salah satunya pelaku harus dimutasi. Saat disinggung mengenai pendampingan pemulihan trauma untuk siswa, Darmanto mengklaim para korban tidak mengalami trauma.

Advertisement

“Anak-anak enggak trauma. Terus kami pantau sehingga anak-anak nyaman,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela kegiatan deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) di SMPN 1 Sawit Boyolali, Senin (7/11/2022).

Saat disinggung mengenai sanksi untuk guru, Darmanto menjawab laporan terkait kejadian tersebut telah ada di meja bupati. Hingga saat ini, dirinya menunggu perintah dari Bupati Boyolali, M. Said Hidayat.

Lebih lanjut, ia berharap semua sekolah dapat mendeklarasikan diri sebagai Sekolah Ramah Anak agar hal seperti di SMPN 1 Sawit tidak terjadi lagi.

Advertisement

Baca juga: Soal Kekerasan di Sekolah Boyolali: Guru Harus Teredukasi dan Penuh Welas Asih

“Sebagaimana kita ketahui bahwa beberapa hari yang lalu ada kejadian negatif di sini. Tentu kami tidak ingin itu terulang kembali. Justru dari kejadian ini kami jadikan pelajaran bagi kita semua,” ujar Darmanto.

Ia mengatakan dengan penandatanganan dan deklarasi tersebut maka telah ada kesepakatan bersama bahwa SMPN 1 Sawit menjadi sekolah yang ramah anak dan tidak ada kekerasan fisik maupun nonfisik.

Advertisement

Kesepakatan tersebut, sebut dia, telah ditandangani oleh seluruh elemen yang hadir, utamanya dari anak-anak, pendidik, dan tenaga kependidikan.

Darmanto berharap dengan adanya deklarasi sekolah ramah di SMPN 1 Sawit, maka dapat membuat siswa menjadi nyaman, menjadi senang, dan merasa terlindungi. Sehingga mampu belajar dengan baik untuk masa depan mereka.

Saat disinggung mengenai langkah konkret sekolah ramah anak di SMPN 1 Sawit, Darmanto mengatakan dirinya akan terus memantau dan mengevaluasi berjalannya deklarasi tersebut.

Baca juga: Guru Tampar Murid di Boyolali, YSKK: Dampingi Korban dan Tindak Tegas Pelaku

“Ketika ada kesalahan, mestinya kita saling mengingatkan. Manusia yang baik bukan berarti manusia yang tidak pernah salah. Manusia yang baik itu tahu akan kesalahan dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi dan memperbaiki diri. Itu hakikat manusia yang baik sehingga tidak ada trauma di sini, anak nyaman, bapak-ibu guru nyaman,” ujarnya.

Sementara itu, Plt SMPN 1 Sawit, Agus Winarno, membenarkan sang guru juga mengajar dan anak juga sudah masuk sekolah.

“Sudah kami mediasi, sehingga kembali tenang dan normal. Kekeluargaan antara anak dan ibu terlihat sekali. Bahwa di sekolah sebagai orang tua kedua, sehingga anak tidak perlu khawatir. Dan kami berjanji mewujudkan pembelajaran di SMPN 1 Sawit senyaman-nyamannya,” kata dia.

Saat disinggung adakah perlindungan bagi murid yang menjadi korban, Agus mengatakan deklarasi sekolah ramah anak ini menandakanan SMPN 1 Sawit menolak apa pun bentuk kekerasan.

“Selain deklarasi, kami juga memberikan pendidikan karakter bagi anak. Etika edukasi terkait dengan hal tersebut. Sehingga ada sopan santun, unggah-ungguh, dan sebagainya. Lalu 5 S, senyum, sapa, salam, sopan, dan santun kami terapkan. Yang penting adalah keteladanan,” kata dia.

Baca juga: Guru Tampar Murid di Boyolali: Pelaku Berstatus PNS yang akan Pensiun Juli 2023

Dengan pendidikan karakter yang kuat, Agus mengatakan maka rasa saling menghormati antara guru dan murid terjalin. Sehingga tidak akan ada kekerasan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau guru dengan guru. Sehingga, lingkungan belajar yang nyaman akan tercipta dengan baik di SMPN 1 Sawit.

“Pendidikan menjadi tanggung jawab sekolah, masyarakat, dan orang tua. Pemerintah turut serta juga. Jadi, kami setiap pagi, anak hadir disambut oleh guru, itu keteladanan yang kami kuatkan lagi untuk pendidikan karakternya,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video viral seorang guru perempuan SMPN 1 Sawit, RH (sebelumnya tulis RS) menampar murid laki-laki kelas VIII, A, di salah satu ruang kelas.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali menjelaskan penyebab kejadian viral guru menampar murid di SMPN 1 Sawit Boyolali berawal dari es teh yang tumpah di kelas pada Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Guru Tampar Murid di Boyolali Berakhir Damai, Ortu Korban: Guru Harus Dimutasi!

Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, dalam berita sebelumnya mengatakan berdasarkan laporan sementara yang ia terima, kronologi kejadian viral tersebut berawal saat istirahat dan ada siswa yang membeli es teh dalam plastik akan tetapi tidak ditali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif