SOLOPOS.COM - Forkopimda Wonogiri mengecek peralatan pemadam kebakaran di Alun-Alun Giri Krida Bakti, Kamis (24/8/2023). (Istimewa/Prokopim Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah kejadian kebakaran meningkat tajam akhir-akhir ini di Wonogiri. Hal itu menjadi perhatian khusus forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda). Sepanjang 1 Januari-25 Agustus 2023, tercatat ada 52 kejadian kebakaran. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri, Joko Santoso, kepada Solopos.com, Jumat (25/8/2023), mengatakan 52 kejadian kebakaran itu naik hampir lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 12 kasus.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Peningkatan jumlah kasus kebakaran ini disebut lantaran kemarau pada 2023 ini datang lebih awal. Selain itu cuaca panas disertai angin kencang membuat percikan api sangat mudah membesar jadi kebakaran.

Dari 52 kasus itu, sebanyak 22 kasus di antaranya merupakan kebakaran lahan. Sedangkan sisanya kebakaran bangunan baik rumah, kandang ternak, maupun perkantoran atau pabrik. Kasus kebakaran lahan mendominasi lantaran masih banyak warga Wonogiri yang membakar sampah di tegalan, kebun, atau ladang.

Pembakaran sampah itu memicu kebakaran lahan. Sebagian lainnya dipicu puntung rokok yang dibuang sembarangan. Sementara itu, kebakaran bangunan banyak dipicu korsleting listrik. 

“Musim kemarau ini kasus kebakaran melonjak. Kasus kebakaran yang tercatat sejauh ini pada 2023 termasuk tinggi kalau dibandingkan tahun lalu. Ini yang perlu diwaspadai,” kata Joko.

Dia menerangkan banyak penanganan kebakaran di Wonogiri terkendala geografis atau jarak wilayah. Pos pemadam kebakaran di Wonogiri hanya ada dua, masing-masing di Kecamatan Wonogiri dan Kecamatan Baturetno.

Dengan kondisi itu, kasus kebakaran yang terjadi jauh dari pos-pos damkar mengalami keterlambatan penanganan. Response time atau waktu tanggap damkar menjadi lebih dari 15 menit.

Apel Kesiapsiagaan Bencana

Padahal waktu tanggap maksimal idealnya tidak boleh lebih dari 15 menit. Menurut Joko, idealnya satu kecamatan memiliki satu pos damkar. “Tetapi memang ada keterbatasan anggaran. Jadi sementara ini hanya ada dua pos [untuk menjangkau 25 kecamatan],” ujar dia.

Merespons maraknya kejadian kebakaran itu, Forkopimda Wonogiri bersama sejumlah sukarelawan menggelar apel kesiapsiagaan kebakaran pada Kamis (24/8/2023) di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Dalam apel itu pula terbentuk satuan tugas penanganan kebakaran yang terdiri atas TNI, Polri, Damkar, Pemkab Wonogiri, dan sukarelawan. 

Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan masalah serius yang harus menjadi perhatian bersama. Kebakaran mengakibatkan kerusakan ekosistem dan sumber daya alam yang terjadi secara masif.

Kebakaran juga berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat dan berkontribusi dalam terganggunya sektor perekonomian. Indra menyebut pada musim kemarau ini, potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan sangat tinggi.

Oleh karena itu, dia meminta semua pemangku kepentingan meningkatkan koordinasi dan memastikan kesiapan peralatan serta petugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. “Cari solusi permanen dan imbau warga agar tidak membuka lahan dengan membakar,” ujarnya.

“Lakukan berbagai langkah deteksi dini dan mitigasi karhutla [kebakaran hutan dan lahan]. Inventarisasikan kembali lokasi atau titik-titik rawan terjadinya karhutla. Kemudian bangun pengetahuan masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi dengan pola komunikasi yang efektif dan mudah dipahami masyarakat setempat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya