SOLOPOS.COM - Tim Damkar Wonogiri dibantu berbagai pihak berupaya memadamkan api yang membakar rumah warga Tempursari, Sidoharjo, Wonogiri, Minggu (1/10/2023). (Instagram @damkarwonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah kejadian kebakaran di Wonogiri meningkat tajam pada 2023 ini dibandingkan tahun sebelumnya. Kemarau panjang dan kelalaian warga dalam mengantisipasi bencana kebakaran menjadi penyebab naiknya jumlah kasus kebakaran hingga berkali-kali lipat.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri, Joko Santoso, kepada Solopos.com, Rabu (4/10/2023), mengatakan sejak 1 Januari-4 Oktober 2023, tercatat ada 102 kejadian kebakaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dari kejadian itu, sebanyak 61 di antaranya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan 41 kasus kebakaran bangunan seperti rumah, kandang ternak, hingga pasar. Kasus karhutla itu terjadi pada Juli-Oktober.

Kejadian karhutla naik tajam pada September yaitu sebanyak 34 kasus. “September 2023 kemarin kejadian karhutla banyak sekali,” kata Joko.

Menurut dia, jumlah kejadian kebakaran itu sudah melebihi total jumlah kasus pada 2022 lalu yang tercatat hanya 26 kasus. Pada tahun lalu kejadian kebakaran banyak menimpa bangunan. 

Joko menyampaikan kenaikan tajam jumlah kebakaran pada 2023 ini lantaran musim kemarau panjang disertai angin cukup kencang. Di sisi lain ada faktor human error yaitu kelalaian dari warga juga menjadi penyebab mayoritas.

Untuk kasus karhutla, dia tidak bisa memastikan betul penyebabnya karena apa. Sementara kebakaran yang menimpa bangunan penyebabnya cukup beragam mulai dari korsleting listrik, kompor gas, hingga perapian di kandang.

Tetapi dia menyatakan  kasus kebakaran bangunan kebanyakan dipicu kelalaian warga. Kelalaian itu misalnya membakar sampah lalu ditinggal, membuat perapian di kandang ternak juga ditinggal.

“Selain itu memasak tapi tidak ditunggui dan membiarkan api tetap menyala. Padahal di tempat-tempat itu banyak kayu, bambu, dan jerami. Begitu ada api dan angin, jadi merembet akhirnya kebakaran,” ujar dia.

Joko meminta warga agar jangan main-main dengan api pada musim kemarau seperti sekarang ini jika tidak benar-benar diperlukan. Jika terpaksa menyalakan api, diharapkan jangan sampai ditinggal terlalu lama.

Selain itu, perlu sesekali mengecek kondisi instalasi listrik di rumah. Sebab beberapa kasus kebakaran rumah disebabkan karena korsleting listrik.

Salah satu wilayah yang kerap terjadi kasus karhutla yaitu Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri. Kepala Desa Sendangijo, Wagino, mengatakan lahan hutan di Sendangijo itu menjadi langganan kebakaran setiap tahun saat kemarau.

Meski belum ada bukti kuat, tetapi ada indikasi kebakaran itu ada unsur kesengajaan, tidak terjadi secara alami. Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyatakan akhir-akhir ini jumlah kejadian kebakaran banyak terjadi di Wonogiri, terutama karhutla.

Menurut dia, banyaknya kasus karhutla itu banyak disebabkan karena puntung rokok yang dibuang sembarangan di area hutan atau lahan sehingga memicu kebakaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya