SOLOPOS.COM - Ilustrasi (inilahjabar)

Ilustrasi (inilahjabar)

SUKOHARJO–Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KPPKB) Kabupaten Sukoharjo, Sutarmo menilai kasus kekerasan berbasis gender di wilayahnya meningkat. Pada 2010 hanya terjadi 40 kasus, tapi pada 2011 naik menjadi 51 kasus.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sebenarnya peningkatan kasus kekerasan seperti ini tidak hanya terjadi di Sukoharjo, tetapi juga di seluruh Indonesia. Sedangkan di Sukoharjo, hingga Bulan Juni ini masih berjalan sudah ada 7 kasus yang dilaporkan. Itu yang dilaporkan atau yang terdeteksi, tetapi jumlah itu bisa jadi lebih,” kata dia ketika ditemui di Sukohrjo, akhir pekan kemarin.

Menurut dia angka kekerasan yang terjadi di suatu daerah termasuk di Sukoharjo bagai fenomena gunung es. Sebab rata-rata mereka yang menjadi korban kekerasan banyak yang tak berani melaporkan kejadian itu.

Berdasar catatannya kasus kekerasan yang terjadi di Sukoharjo antara lain dilatarbelakangi kasus kekerasan seksual dan persoalan ekonomi.  Guna mengantisipasi semakin meningkatnya kasus kekerasan berbasis gender, papar dia, Pemkab berhak memberi perlindungan.

Oleh sebab itu pihaknya membentuk pusat pelayanan terpadu (PPT) penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak hingga tingkat desa sesuai Perda Nomor 6 tahun 2011.  Saat ini 12 kecamatan di Sukoharjo, telah memiliki PPT.

“PPT ini bentukan baru dan semua kecamatan harus memiliki. Karena pelayanan sampai di tingkat desa, maka KPPKB melakukan pelatihan dan sosialisasi kepada para tim penggerak PKK,” kata Sutarmo.

Lebih lanjut dia mejelaskan PPT ini nantinya memberi pendampingan bagi korban kekerasan berbasis gender. Mulai dari pendampingan konseling hingga melaporkan kasus ke ranah hukum.

Sementara itu petugas Polres Sukoharjo, Iptu Sumini saat memberi materi pada sosialisasi penanganan korban kekerasan berbasis gender dan anak di gedung KPPT Sukoharjo membenarkan adanya peningakatan jumlah kasus tersebut. Dia mengakui setiap tahun kasus yang ditangani selalu meningkat.

“Tahun 2010 tercatat ada 54 kasus dan pada 2011 naik menjadi 62 kasus. Sedangkan 2012 sampai Juni ini sudah terjadi 17 kasus,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya