Soloraya
Senin, 18 Maret 2013 - 17:35 WIB

KASUS LEPTOSPIROSIS SOLO: Awas! 1 Meninggal, Leptospirosis Intai Terminal Tirtonadi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO —  Warga Kota Solo diminta mewaspadai ancaman penyakit leptospirosis. Hal ini menyusul satu korban tewas akibat terkena penyakit leptospirosis yang diduga terjangkit di lingkungan Terminal Tirtonadi Solo.

Advertisement

Berdasarkan informasi dihimpun, warga asal Dukuh Purwosari, Desa Brojol, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Kardiyanto, 27 yang sehari-hari bekerja sebagai buruh di Terminal Tirtonadi diduga terkena virus leptospirosis di lingkungan terminal sekitar dua pekan silam.

Korban kemudian mengalami panas tinggi dan dirawat di RSUD dr Soeratno Gemolong, Sragen sejak Kamis (7/3/2013). Selama tiga hari korban menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Namun kondisinya semakin menurun hingga akhirnya dilarikan ke RSUD dr Moewardi Solo pada Senin (11/3/2013).

Sekitar pukul 11.00 WIB, korban dirujuk dan masuk ke high care unit (HCU) bangsal Melati RSUD dr Moewardi. Saat itu kondisi korban sudah kritis hingga akhirnya menghembuskan nafas pukul 16.00 WIB.

Advertisement

Dokter penyakit dalam dr Tatar Sumandjar SpPD-KPTI FINASIM yang menangangi korban ketika dijumpai di RSUD dr Moewardi, Senin (18/3/2013), membenarkan korban tewas lantaran terkena penyakit leptospirosis. Saat dirujuk ke Moewardi, korban dalam kondisi kritis atau terlambat. Dari hasil pemeriksaan medis, dia menerangkan korban sudah mengalami kegagalan hati dan ginjal.

“Jadi virus leptospirosis ini menyerang organ ginjalnya. Matanya juga sudah kuning, fungsi ginjal menurun berat,” terangnya.

Tatar menjelaskan leptospirosis salah satu penyakit zoonosis bersumber dari hewan pengerat atau rudensial yang dapat ditularkan kepada manusia. Binatang tersebut seperti tikus, kelinci atau marmut.

Advertisement

Manusia, lanjut dia, dapat terinfeksi leptopirosis melalui kontak air, tanah dan lumpur yang telah terkontaminasi urin atau tinja binatang. Selain itu pula melalui kontak langsung dengan urin binatang terinfeksi.

“Biasanya yang terkena karena aktivitasnya sering di selokan atau korban banjir. Risiko tertularnya sangat tinggi, karena itu biasanya kalau beraktivitas dilengkapi masker dan pakai sepatu boot,” tuturnya.

Tatar mengatakan leptospirosis ini mampu merusak kerja ginjal hingga menyebabkan kematian. Biasanya, dia menyebutkan tanda-tanda normal terserang leptospirosis 2-3 hari demam tinggi, mata kemerahan, nyeri daging betis kaki serta nyeri kepala hebat. Kemudian satu pekan muncul hingga mengenai liver dan ginjal. Sebenarnya, dia mengatakan angka kematian akibat leptospirosis saat ini kecil.

“Hanya 20% yang berakibat fatal hingga kematian akibat leptospirosis. Sedangkan 80% angka kasus bisa sembuh sendiri. Tentu jika daya tahan tubuh kuat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif