Soloraya
Senin, 18 Juli 2011 - 21:08 WIB

Kasus Muntaber meningkat di Wonogiri, warga diminta lebih hati-hati

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Solopos.com) – Penyakit diare dan muntaber belakangan ini merebak di wilayah Wonogiri. Sekitar sembilan pasien selama tiga hari terakhir masih menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Kecamatan Purwantoro karena penyakit tersebut. Warga pun diimbau meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Anggota DPRD Wonogiri asal Purwantoro, Marhendi Indriatmoko, kepada wartawan, Senin (18/7/2011) mengungkapkan sudah beberapa hari terakhir ini bangsal di Instalasi Rawat Inap Purwantoro penuh dengan pasien muntaber. “Jumlahnya cukup banyak, wong kemarin itu sampai bangsal UGD juga dipakai merawat pasien muntaber,” ungkapnya.

Advertisement

Terpisah, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Purwantoro, Fredy Sasono membenarkan adanya sejumlah pasien diare dan muntaber di instalasi rawat inap tersebut. Fredy mengaku sudah melakukan crosscheck ke Instalasi Rawat Inap Puskesmas Purwantoro. Hasil temuannya, selama tiga hari terakhir memang banyak pasien muntaber. “Menurut informasi yang saya peroleh, ada sembilan pasien dirawat karena muntaber selama tiga hari terakhir. Sampai hari ini masih ada yang dirawat,” kata Fredy.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Wonogiri, dr Tuti Darsari mengungkapkan wabah diare dan muntaber sebenarnya sudah mulai merebak sejak sekitar dua bulan lalu. Saat itu, belasan warga di Ngadirojo terkena penyakit itu. Namun, kini sudah mereda. “Kasus di Purwantoro, saya sudah cek ke instalasi rawat inap, hanya ada sembilan pasien, itupun tidak hanya dari Purwantoro melainkan beberapa kecamatan lain. Tapi saya kira jumlah itu masih wajar, belum bisa dikategorikan kejadian luar biasa (KLB),” jelas Tuti.

Sedangkan kasus di Ngadirojo, Tuti mengatakan berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan petugas kesehatan setempat, sudah ditemukan sumber penyebabnya. Kebanyakan korban diare dan muntaber di Ngadirojo merupakan warga yang tinggal di dekat sungai. Selain itu, lingkungan tempat tinggal mereka juga dalam kategori kurang sehat, di mana jarak antara WC dengan sumur cukup dekat.

Advertisement

Kondisi tersebut, ditambah dengan perubahan iklim dan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau membuat kerentanan tubuh terhadap penyakit meningkat. “Kami sudah menginstruksikan kepada petugas kesehatan di Puskesmas setempat untuk melakukan sosialisasi dan mengajak warga meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Tidak hanya di Ngadirojo tapi juga di kecamatan-kecamatan lain. Paling tidak, warga diimbau untuk tidak segan-segan mencuci tangan dengan sabun setiap habis melakukan aktivitas,” kata Tuti. Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan, Widodo menegaskan beberapa kasus rawat inap diare di Purwantoro dan sejumlah desa di kecamatan lain adalah kasus sporadis dan bukan kejadian luar biasa.

shs

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif