SOLOPOS.COM - Petugas BNN Kota Solo melakukan sidak di Rutan Boyolali, Rabu (8/3/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Narkotika Nasional atau BNN Kota Solo mencatat Boyolali berada di peringkat ketiga terbanyak ungkap kasus penyalahgunaan narkoba di enam kabupaten/kota di Soloraya pada 2022.

Enam kabupaten/kota tersebut yakni Solo, Wonogiri, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali. Dari enam kabupaten/kota itu, ungkap kasus tertinggi di Kota Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Penyidik BNN Solo, Arga Adhitya Wardana, saat ditemui wartawan di Rutan Boyolali, Rabu (8/3/2023), mengungkapkan pada 2022 Kota Solo menduduki peringkat satu ungkap kasus narkoba terbanyak dengan 136 kasus.

Ia mengatakan angka tersebut sebenarnya turun dibandingkan 2021 yang mencapai 177 kasus. Arga menyebutkan angka tersebut didapatkan dari hasil ungkap kasus narkoba masing-masing Polresta dan Polres se-Soloraya.

Menurut catatannya, setelah Solo, ungkap kasus narkoba terbanyak kedua yakni Sragen ada 65 kasus, Boyolali 44 kasus, Karanganyar 35 kasus, Wonogiri 33 kasus, dan Sukoharjo 28 kasus.

Arga menjelaskan Klaten tidak termasuk dalam zonasi BNN Kota Solo akan tetapi masuk BNN Provinsi Jawa Tengah. Mengenai modus peredaran narkoba yang terungkap, menurut arga paling banyak modus ranjau.

“Modusnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu modus ranjau. Jadi tanam, kemudian diambil. Itu yang paling sering,” jelasnya. Arga juga mengatakan terdapat modus jenis narko-politik yaitu kasus-kasus narkoba yang berhubungan dengan politik semisal untuk pendanaan.

Akan tetapi, ia mengungkapkan untuk saat ini BNN Kota Solo belum menangani kasus-kasus narkoba yang terkait politik. Lebih lanjut, Arga mengungkapkan kedatangan BNN Solo ke Rutan Boyolali dalam rangka untuk deklarasi antinarkoba Rutan Bersinar atau bersih dari narkoba.

BNN Solo bersama petugas sipir melaksanakan sidak kepada penghuni Rutan Boyolali. Selain itu, ada juga tes urine kepada petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Boyolali.

“Tadi kami ambil secara sampling, total ada 72 orang. Ada 60 dari warga binaan dan 12 petugas rutan. Kami dapati semuanya negatif,” jelasnya. Arga mengatakan pemilihan untuk bahan sampling didasari dari warga binaan yang rawan seperti menjalani hukuman tindak pidana narkotika.

Sementara itu, Kepala Rutan Boyolali, Agus Imam Taufik, mengungkapkan razia gabungan tersebut digelar dalam rangka deklarasi antinarkoba menuju Rutan Boyolali Bersinar atau bersih dari narkoba.

“Kegiatan ini kami laksanakan dengan sinergitas dengan BNNK Surakarta. Rangkaiannya ada tadi tes urine dan sidak. Untuk tes urine, kami serahkan sepenuhnya kepada BNN, mau warga binaan yang mana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya