Soloraya
Selasa, 17 Agustus 2021 - 20:07 WIB

Kasus Persis Solo Jadi Momentum Pemain Lebih Teliti Membaca Kontrak

Chrisna Chaniscara  /  Abu Nadhif  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penggawa Persis Solo musim 2020 berlatih di Stadion Mini Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Oktober 2020. Sejumlah pemain Persis musim lalu menggugat manajemen klub atas gaji yang belum dibayarkan. (dok)

Solopos.com, SOLO—Kasus tunggakan gaji pemain Persis Solo musim lalu didorong menjadi momentum bagi pemain untuk lebih memahami kontrak mereka.

Pemain diminta tak silau dengan nominal gaji sehingga tidak memperhatikan klausul dan kelengkapan lain dalam perjanjian.

Advertisement

Di sisi lain, klub diminta menjunjung tinggi  keadilan dan transparansi dalam proses kontrak pemain.

Seperti diketahui, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) menerima aduan dari 18 pemain Persis soal tunggakan gaji musim lalu.

Advertisement

Seperti diketahui, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) menerima aduan dari 18 pemain Persis soal tunggakan gaji musim lalu.

Salinan Kontrak

Namun APPI hanya dapat memproses laporan tujuh pemain lantaran 11 pemain lainnya tak memiliki salinan kontrak.

Salinan kontrak tersebut penting untuk lampiran saat mengajukan gugatan hubungan industrial melalui National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia.

Advertisement

Baca Juga: Duh! Persis Solo Musim Lalu Masih Nunggak Gaji 7 Pemain 

Tokoh Pasoepati yang juga agen pemain, M. Badres, mengatakan belum semua pemain memiliki pemahaman baik terhadap klausul kontraknya.

Menurut Badres, sebagian pemain cenderung hanya melihat nominal kontrak sebelum memberi tanda jadi.

Advertisement

“Mereka langsung membuka lembar terakhir karena tergiur dengan angka kontraknya. Sangat jarang pemain menanyakan seputar hak dan kewajiban mereka sebelum penandatanganan kontrak,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (17/8/2021).

Segan Bertanya

Badres mengatakan rasa segan untuk bertanya juga menjadi faktor lain yang membuat pemain tidak memahami hak mereka.

Terkait problem salinan kontrak, FIFA sejatinya sudah memberikan panduan dalam Standar Minimum Kontrak Pesepak Bola Profesional.

Advertisement

Dalam aturan itu, setiap pihak yang tercantum pada kontrak harus memiliki salinan atas kontra tersebut.

Salinan yang sama juga harus dkirimkan pada badan penyelenggara kompetisi dalam hal ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Baca Juga: Persis Solo Terancam Tak Bisa Ikut Liga 2 karena Masih Nunggak Gaji Pemain, Ini Respons Manajemen Baru 

“Mestinya klub dan pemain sama-sama saling menjaga demi kebaikan bersama. Semoga dengan kejadian ini pemain lebih melek kontrak,” ujar Badres.

Executive Committee APPI, Riyandi Angki, mengatakan masih banyak pesepak bola yang tidak memiliki salinan kontrak.

Selain Persis, pihaknya mencatat klub seperti PSM Makassar dan Mitra Kukar tak memberikan salinan kontrak pada pemain.

“Ini jelas melanggar peraturan FIFA. Tidak adanya salinan kontrak juga sangat merugikan pemain karena mereka tidak dapat menyelesaikan kasusnya melalui NDRC. Kami minta semua klub segera menaati aturan,” ujar Angki dalam pernyataan resmi APPI.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif