SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengukuran tinggi badan anak untuk mengecek perkembangan pertumbuhan mereka, termasuk soal stunting. (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tingginya angka stunting dan angka kematian ibu (AKI) di Karanganyar mendorong Tim Penggerak (TP) PKK untuk terlibat aktif dalam pencegahan serta penanggulanganya.

Keterlibatan kader PKK tersebut diharapkan mampu menekan tingginya prevalensi stunting dan AKI di Kabupaten Bumi Intanpari.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Tingginya angka stunting dan AKI ini mendorong bagaimana kader PKK terlibat dalam mencegah dan menekannya,” kata Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Karanganyar, Siti Komsiyah, ketika dijumpai di sela serah terima jabatan Ketua TP PKK di Pendapa Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Karanganyar pada Selasa (19/7/2022).

Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar di 2021, masih ada 2.000 anak balita di yang masuk kategori stunting atau kerdil. Sementara kasus kematian ibu hamil dalam periode yang sama ada 19 kasus. Jumlah itu meningkat sampai dua kali lipat dibanding 2020 yang hanya delapan kasus.

Baca Juga: Stunting di Sragen Tertinggi Ke-4 di Soloraya, Bagaimana Mencegahnya?

Pada 2021, 15 ibu hamil yang meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19. Sisanya preklamsia dan pendarahan.

Siti mengatakan tingginya angka kasus tersebut menjadi keprihatinan bersama. Intervensi berbagai pihak diperlukan. Termasuk kader PKK perlu ikut memantau secara aktif kondisi ibu di awal kehamilan di masing-masing wilayahnya.

“Di awal kehamilan hingga melahirkan harus dipantau bagaimana asupan nutrisi. Peran kader PKK ikut memantaunya bisa melalui posyandu,” katanya.

Siti menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Akibatnya anak lebih pendek daripada anak lain seusianya.

Baca Juga: Mantap! Stunting Rendah, Sukoharjo Jadi Percontohan Program LilA

Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi berada dalam kandungan, sehingga memberikan dampak anak menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif kurang. Bahkan dalam jangka panjang bisa menimbulkan kerugian ekonomi.

Pemberdayaan Keluarga

Siti terus berupaya mencegah tingginya angka stunting dan AKI. Hal ini sesuai visi dan misi TP PKK yakni pemberdayaan keluarga untuk memberikan kontribusi terhadap pencegahan stunting dan AKI.

Upaya ini bisa dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas sosialisasi para kader dasa wisma kepada keluarga di wilayah kerjanya.

“Untuk memastikan kesehatan baik dan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi dengan mendorong perbaikan pola asuh oleh keluarga melalui kegiatan pokja I dan II PKK. Pengaturan pola makan anak oleh orang tua, melalui kegiatan pokja II dan III, dan pembiasaan budaya hidup bersih dan sehat di rumah melalui kegiatan pokja IV,” katanya.

Baca Juga: Tekan Stunting, Bupati Sukoharjo Ajak Ibu dan Anak Gemar Makan Ikan

Kader PKK juga berperan memberikan pembinaan dan pemantauan terhadap pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan stunting dan AKI. Siti juga mengajak semua masyarakat berkomitmen dalam memfasilitasi dan menggerakkan keluarga untuk memperbaiki pola asuh anak dan pola makan guna memenuhi asupan gizi yang baik bagi anak.

“Dalam menanggulangi AKI dan stunting secara signifikan ini dibutuhkan kerjasama semua pihak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya