Soloraya
Minggu, 1 April 2012 - 22:16 WIB

KAUM DIFABEL Dapat Bantuan Rp300.000/bulan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

KLATEN--Kementerian Sosial (Kemensos) akan memberikan bantuan senilai Rp300.000/bulan kepada para penyandang cacat berat yang tidak bisa bekerja secara mandiri.

Advertisement

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten, Slamet Widodo mengatakan sekitar 207 penyandang cacat berat di Kabupaten Klaten sudah diusulkan mendapat bantuan tersebut kepada Kemensos. Ke-207 penyandang cacat berat itu tersebar di 26 kecamatan di Klaten.

“Foto dan data diri penyandang cacat berat sudah kami kirimkan ke Kemensos akhir pekan lalu. Ada sekitar 207 penyandang cacat yang kami usulkan, akan tetapi kami tidak tahu ada berapa orang yang akan mendapat bantuan setiap bulan itu karena Kemensos akan memprioritaskan penyandang cacat dari daerah tertinggal,” ujar Slamet Widodo saat dihubungi Solopos.com, Minggu (1/4/2012).

Slamet menjelaskan, data penyandang cacat berat itu akan diverifikasi oleh Kemensos secepatnya. Kemensos juga akan menerjunkan tim untuk memastikan penyandang cacat yang diusulkan itu layak menerima bantuan senilai Rp300.000 setiap bulannya. Menurutnya, hanya penyandang cacat yang tidak mampu bekerja secara mandiri yang akan memperoleh bantuan. Sementara bagi penyandang cacat yang sudah bisa mandiri atau sudah memiliki penghasilan sendiri tidak bisa mendapatkan bantuan ini.

Advertisement

“Kalau kondisinya memprihatinkan dan tidak bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan, penyandang cacat itu layak mendapatkan bantuan ini. Rencananya bantuan itu dicairkan setiap tiga bulan sekali. Kami belum tahu apakah bantuan itu diberikan terhitung Januari 2012. Kalau itu menggunakan APBN 2012 mestinya terhitung mulai Januari kemarin,” kata Slamet.

Ketua Komisi IV DPRD Klaten, Yoga Hardaya mengatakan sudah sepantasnya penyandang cacat berat yang tidak bisa mandiri dipelihara oleh pemerintah. Pasalnya, keberadaan penyandang cacat itu kerap dipandang sebagai beban oleh keluarganya sendiri. Hal itu tentu mempengaruhi kondisi psikologis penyandang cacat yang bersangkutan.

“Kepastian adanya program ini didapat setelah kami melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kemensos beberapa waktu lalu. Ini program baru yang harus didukung. Kasihan kalau keberadaan penyandang cacat itu dipandang sebagai beban keluarganya sendiri,” tandas politisi dari Partai Golkar ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif